TEMPO.CO, Jakarta- Menteri Perindustrian, Mohamad Suleman Hidayat, mendesak agar Indonesia mengurangi ketergantungan impor gandum. Ketergantungan impor gandum, kata Hidayat, telah memberi tekanan pada keseimbangan transaksi berjalan Indonesia.
"Ketergantungan impor gandum yang besar ini memberi tekanan pada current account setahun sebesar US$3 miliar. Produksi nambah maka impor akan bertambah. Pemerintah ingin mencari solusi dalam masalah ini," katanya saat mengunjungi pabrik Bogasari di Tanjung Priok, Rabu, 24 Juli 2013.
Volume impor gandum Indonesia pada 2011 mencapai 5,4 juta metric ton atau senilai US$2,1 miliar. Pada 2012, volume impor gandum Indonesia naik menjadi 6,2 juta metric ton atau senilai US$2,2 miliar. Pada periode Januari-April 2013, volume impor gandum Indonesia mencapai 2 juta metric ton, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu 1,9 juta metric ton. Nilai impor gandum Indonesia pada Januari-April 2013 mencapai US$771,4 juta.
Indonesia mengimpor gandum paling banyak dari Australia (70,7 persen), disusul Kanada (14,9 persen), dan Amerika Serikat (11 persen). Indonesia juga mengimpor gandum dari India, Rusia, Pakistan, dan Turki.
Untuk ekspor, total ekspor gandum Indonesia pada 2011 mencapai 31.656 metric ton. Pada 2012, volume ekspor gandum Indonesia naik menjadi 45.937 metric ton. Pada periode Januari-April 2013, volume impor gandum Indonesia mencapai 16.703 metric ton. Negara tujuan ekspor utama adalah Filipina, Korea Selatan, dan Timor Timur.
Senior Vice President Commercial Bogasari, Franky Welirang, mengeluhkan harga gandum yang lebih tinggi dibandingkan harga tepung terigu impor. "Kalau harga gandum impor kita rata-rata US$ 360 per metric ton pada 2012, menjadi tepung gandum harga menjadi US$474,6. Harga tepung terigu impor US$336 jadi harga tepung terigu impor itu di bawah harga gandum," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, konsumsi tepung terigu nasional terus meningkat. Hingga semester I tahun 2013, konsumsi mencapai 2,6 juta metric ton atau naik 1,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pangsa pasar tepung terigu nasional yang dipasok industri dalam negeri mencapai 90 persen dan sisanya impor.
Produksi tepung terigu nasional tahun 2010 sebesar 3,6 juta ton, tahun 2011 sebesar 4 juta ton, dan tahun 2012 mencapai 4,6 juta ton. Pasokan rata-rata tepung terigu setiap bulannya sekitar 400.000 -450.000 metric ton/bulan dan dapat meningkat 20 - 30 persen menjelang lebaran.
ANANDA TERESIA
Berita Terpopuler
Ribut PKL Tanah Abang, Anak Buah Jokowi Bertengkar
Jenderal Rekening Gendut Tidak Etis Jadi Kapolri
FPI: Kami Bubar Sendiri Kalau Penegak Hukum Tegas
Kompolnas: Tak Ada Calon Kapolri yang Bersih
SBY Pidato, Anak-anak Tak Menyimak
Arsenal Menawar Suarez 40.000.001 Poundsterling
Jenderal Penangkap Nazaruddin Juga Calon Kapolri
Ibas: Pramono Edhie Harapan Demokrat
Yusuf Mansur Disebut Mengincar Pesawat Merpati
Mourinho: 6 Pemain Tidak Ikut ke Indonesia