TEMPO.CO, Purwokerto - Longsor jalur kereta api di Garut dan Tasikmalaya menyebabkan 11 rangkaian kereta api yang biasa melintas di jalur selatan harus memutar melalui jalur utara. Akibat pengalihan jalur tersebut, waktu tempuh kereta menjadi molor tiga hingga 11 jam. "Tadi malam Stasiun Purwokerto lumayan sibuk karena ada pengalihan jalur selatan ke jalur utara," kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi V Purwokerto, Surono, Kamis, 25 Juli 2013.
Ia mengatakan longsor di Garut dan Tasikmalaya masih dalam penanganan. Longsor dengan panjang 8 dan 200 meter itu disebabkan hujan deras. Menurut dia, kereta yang biasa lewat jalur selatan harus memutar melalui Cikampek-Cirebon-Purwokerto. Kereta itu di antaranya kereta Pasundan jurusan Kiaracondong-Surabaya, kereta Pasundan jurusan Surabaya-Kiaracondong, kereta Argo Wilis jurusan Bandung-Surabaya, kereta Argo Wilis jurusan Surabaya-Bandung, dan kereta Serayu Pagi jurusan Kroya-Jakarta.
Selain itu, kereta Serayu Pagi jurusan Jakarta-Kroya, kereta Malabar jurusan Bandung-Malang, kereta Lodaya Pagi jurusan Bandung-Solo, kereta Lodaya Pagi jurusan Solo-Bandung, kereta Mutiara Selatan jurusan Bandung-Surabaya, dan kereta Kutojaya Selatan jurusan Kutoarjo-Kiaracondong.
Akibat pengalihan jalur tersebut, kata dia, kereta mengalami keterlambatan tiga hingga 11 jam. Keterlambatan tersebut disebabkan waktu tempuh yang lebih lama sekitar tiga jam. Di samping itu, beberapa kereta saat jalur longsor juga sudah telanjur berada di beberapa stasiun mendekati lokasi, sehingga harus putar balik lagi.
Seperti kereta Lodaya dari timur yang sudah sampai di Tasikmalaya dan kereta Malabar yang sudah sampai di Banjarpatroman, masing-masing harus balik arah lagi ke Kroya untuk memutar lewat jalur utara. Begitu juga kereta yang dari arah barat, yang sudah telanjur berangkat dari Bandung, harus putar balik ke Bandung lagi untuk memutar lewat Cikampek, Cirebon.
Surono menambahkan, sebanyak 15 penumpang dari kereta Mutiara Selatan dan Turangga dari Surabaya dengan tujuan Banjar dan Tasikmalaya terpaksa dialihkan menggunakan mobil yang disediakan PT KAI dari Stasiun Kroya. Sebab, kereta api harus memutar lewat lintas utara dari Kroya.
Ia mengatakan, untuk semua penumpang yang kereta apinya mengalami keterlambatan lebih dari tiga jam, PT KAI memberikan kompensasi berupa makanan padat dan minuman. Masing-masing senilai Rp 20 ribu untuk kelas eksekutif, Rp 15 ribu untuk kelas bisnis, dan Rp 10 ribu untuk kelas ekonomi. "Pemberian service recovery kepada penumpang ini akan diulangi lagi dengan kelipatan waktu keterlambatan lima jam dari pemberian service recovery pertama," dia menambahkan.
Abdoeh Hoesny, warga Purwokerto yang bekerja di Bandung, mengatakan, ia terpaksa izin ke kantor karena tak bisa tiba di Bandung tepat waktu. "Kereta datang terlambat dan terpaksa tak bisa masuk kantor," katanya.
ARIS ANDRIANTO
Berita Terpopuler:
FPI Hina Presiden SBY? Ini Kata Kapolri
Joko Anwar Berkicau tentang FPI
Jenderal Penangkap Nazaruddin Juga Calon Kapolri
Kompolnas: Tak Ada Calon Kapolri yang Bersih
Chelsea Terancam Batal Tampil di GBK