TEMPO.CO, Semarang - PT Kereta Api Indonesia Semarang tidak akan mengoperasionalkan kereta Banyubiru tujuan Semarang-Solo selama musim angkutan Lebaran. Selain kondisinya rusak, kereta yang mulai beroperasi sejak 2010 itu tingkat okupansinya rendah. “Hingga kini masih belum bisa diperbaiki,” kata Sapto Hartoyo, Manajer Humas PT KAI Daerah Operasional IV, Rabu, 24 Juli 2013 kemarin.
Sapto menjelaskan, kereta Banyubiru itu mengalami kerusakan mesin dan berhenti beroperasi sejak 2011. Manajemen PT KAI tak bisa melanjutkan operasional karena terkendala suku cadang yang harus didatangkan dari luar negeri. “Tapi hingga sekarang buktinya belum bisa digunakan,” kata Sapto.
Tak menutup kemungkinan, kereta Banyubiru akan difungsikan untuk menambah jam operasional kereta Kaligung tujuan Semarang-Tegal. Menurut dia, kemungkinan pengalihan Banyubiru untuk Kaligung terkait tingkat okupansi layanan Semarang-Tegal yang lebih tinggi dibanding layanan lain.
PT KAI Semarang mencatat, layanan kereta lokal yang masih potensial adalah Kaligung tujuan Semarang-Tegal dan Blora Jaya tujuan Semarang Blora. “Kereta Kaligung kalau sepi okupansinya hanya 70 persen. Kalau akhir pekan bisa 100 persen,” kata dia.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informati Jawa Tengah, Urip Sihabudin, sedang mengkaji minimnya minat pengguna angkutan kereta Semarang-Solo itu. Namun, dia memperkirakan masyarakat Solo terbiasa mengunakan bus. “Ini faktor kebiasaan saja,” kata Urip.
Banyak angkutan bus Semarang-Solo dengan kualitas baik yang diminati publik. Padahal, menurut Urip, pengunaan moda kereta api tujuan Semarang-Solo itu dapat mengurangi beban jalan raya yang selama ini terus mengalami kerusakan. “Keberadaan beragam moda itu salah satunya untuk mengurangi beban jalan raya yang padat,” katanya.
EDI FAISOL
Terhangat:
Front Pembela Islam | FPI | Bisnis Yusuf Mansur | Aksi Chelsea di GBK
Baca juga:
Ribut PKL Tanah Abang, Anak Buah Jokowi Bertengkar
Jenderal Rekening Gendut Tidak Etis Jadi Kapolri
Briptu Rani: 'Saya Terus Menuntut Keadilan'
