TEMPO.CO, Jakarta - Nur Hayati, ibunda dari Reni Anggraeni, 12 tahun, salah satu korban metromini maut di Layur, Jakarta Timur, mengatakan bahwa kondisi anaknya cukup baik setelah mendapat perawatan di RS Antam Medika, Pulogadung, Jakarta Timur.
"Kemarin sudah CT Scan. Katanya ada bengkak sedikit di kepalanya dan ada tulang di dekat iga sebelah kiri yang retak serta memar di pipi kiri," kata Nur kepada Tempo di Rumah Sakit Antam Medika, Kamis, 25 Juli 2013.
Nur mengaku belum tahu Reni dirawat sampai kapan. "Sekarang saja, dia belum boleh duduk," katanya. Untuk berobat di sini, Nur sudah mengeluarkan uang Rp 2 juta untuk uang muka rawat inap.
Adapun Reni dan kedua korban lainnya tidak satu kelas di sekolah, tapi saling kenal karena sering pulang bersama. "Rahmi kelas 7.3 dan Bennitti kelas 7.1, sedangkan Reni kelas 7.2," kata Nur.
Direktur Medis RS Antam Medika Sutirto Basuki membenarkan bahwa Reni mengalami keretakan di sekitar tulang iga. "Memang ada yang retak, tapi tidak perlu dilakukan operasi. Hanya perlu istirahat yang cukup dan tidak banyak bergerak," ujar Basuki.
Pada Selasa sore 23 Juli 2013, sekitar pukul 16.00, sebuah metromini 47 jurusan Senen-Pondok Kopi menabrak siswi sekolah menengah pertama. Seorang korban, Bennitti Rivilini Mapata, 12 tahun, meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Persahabatan. Sementara, dua korban lainnya, yakni Rahmi Utami, 12 tahun, menjalani perawatan di Rumah Sakit Tarakan dan Reni Anggraeni, 12 tahun, masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Antam Medika. (Baca: Metromini Maut, DPRD Minta Dishub Tanggung Jawab)
TIKA PRIMANDARI
Berita Lainnya:
Brimob Serbu Sabhara, Kapolda Jateng Turun Tangan
Demokrat Puji Peretas Situs Web FPI
Rano Karno Mundur Wagub Banten? Suti Karno Jawab
Serba Pertama di Bandara Kualanamu
Dipo: FPI Bukan Ormas, Hanya Forum Berkumpul
Makna di Balik Nama Anak William-Kate