TEMPO.CO, Taipei – Seringkali usaha untuk berhenti merokok berakhir sia-sia. Di hadapan dokter, ia berjanji tidak akan merokok atau mengonsumsi makanan tak sehat lagi. Namun seseorang begitu mudah terkena godaan darinya. Dari situlah para peneliti terinspirasi untuk menciptakan sensor di gigi untuk mengetahui segala aktivitas yang berjalan di mulut, termasuk merokok.
“Sensor gigi ini terbuat dari sebuah papan dengan sirkuit kecil yang bisa mengenali gerakan rahang,” tulis Discovery News, Jumat, 26 Juli 2013. Gerakan rahang seperti mengunyah, minum, berbicara, batuk, bahkan merokok akan terdeteksi dengan alat ini.
Tidak hanya dapat ditanam di gigi asli, sensor ini juga dapat ditanam di gigi palsu. Di dalam sensor gigi ini dipasang accelerometer yang dapat menyampaikan data mengenai gerakan rahang pasien ke dalam ponsel cerdas dokter.
Sebuah purwarupa, alat ini telah diuji coba pada delapan orang dan menunjukkan hasil mengesankan. Sensor mampu mengidentifikasi kegiatan lisan pasien dengan keakuratan 94 persen. Meskipun purwarupa masih disambungkan dengan kawat eksternal penyambung daya, peneliti berharap kelak sensor ini akan disambungkan dengan baterai internal.
Sensor canggih ini dikembangkan oleh Hao-hua Chu dan rekan-rekannya di Universitas Nasional, Taiwan. Dan hasil karya mereka akan dipresentasikan dalam International Symposium of Wearable Computers pada bulan September mendatang.
DISCOVERY NEWS | ANINGTIAS JATMIKA
Topik Terhangat
Gempuran Buku Porno| Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri | Bursa Capres 2014
Berita lain:
Dugaan Keterlibatan Hakim Diusut dalam Kasus Mario
KPK Akui Kubu Hotma Ngga Sreg Ada Penggeledahan
Sidang MA Terbuka, DPR: Bohong!