TEMPO.CO, Jakarta - Perjalanan kereta rel listrik dari Bogor, Bekasi, dan Depok kembali terganggu pada Senin, 29 Juli 2013. Gangguan itu terjadi untuk kereta yang menuju ke arah Jakarta Kota maupun Tanah Abang.
Berdasarkan pantauan Tempo, gangguan itu mengakibatkan sejumlah kereta mengantre untuk masuk ke Stasiun Manggarai sejak sekitar pukul 07.00 WIB. Imbas antrean terasa hingga sebelum Stasiun Pasar Minggu yang berjarak empat stasiun dari Manggarai. Kereta tertahan hingga sekitar 15 menit di dalam stasiun.
Setelah itu, kereta juga bolak-balik berhenti di tengah jalan. Perjalanan kereta dari Stasiun Pasar Minggu hingga Manggarai yang biasanya berlangsung sekitar 15 menit pun molor menjadi 45 menit.
Penuhnya penumpang pada Senin pagi juga memperburuk keadaan karena beberapa penumpang berusaha mengganjal pintu kereta supaya mendapat sirkulasi udara. Akibatnya, masinis tak mau menjalankan kereta selama pintu masih terganjal. Terpantau, ada jeda sekitar 10 menit sejak kereta diizinkan berjalan hingga akhirnya benar-benar berangkat setelah petugas memastikan semua pintu tertutup.
Kereta yang tak kunjung berjalan itu membuat sejumlah penumpang gelisah, bahkan marah-marah. Salah satunya adalah Hariyo Wisanggeni, 23 tahun. "Hari ini kembali jadi saksi bobroknya pelayanan kereta api," kata dia, Senin.
Penyebabnya, perjalanan dari Depok hingga ke Manggarai memakan waktu hingga 90 menit. Padahal, biasanya jarak Depok-Manggarai bisa ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit.
Penumpang lainnya juga tampak gelisah dan ngomel karena terlambat sampai ke tempat kerja. Tyas, 23 tahun, misalnya, harus menempuh perjalan dari Bogor menuju Kebayoran selama 3,5 jam. "Saya jadi ketinggalan kereta sambungan di Tanah Abang, padahal seharusnya paling lama dua jam sudah sampai," kata dia, Senin.
ANGGRITA DESYANI
Topik Terhangat
Gempuran Buku Porno| Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri | Bursa Capres 2014
Berita Terkait
Dugaan Keterlibatan Hakim Diusut dalam Kasus Mario
KPK Akui Kubu Hotma Ngga Sreg Ada Penggeledahan
Sidang MA Terbuka, DPR: Bohong!