TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama didemo sekelompok orang yang memprotes pernyataannya soal Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Haji Lulung Lunggana, Senin, 29 Juli 2013. Di puncak unjuk rasa, lima perwakilan massa diizinkan masuk ke ruangan Ahok--demikian Basuki biasa disapa. Di sana, mereka memaksa Ahok meminta maaf kepada Haji Lulung.
Akhirnya, untuk meredam suasana, Ahok berinisiatif untuk menelepon Haji Lulung. Berikut ini pembicaraan mereka dalam telepon.
Ahok: Ini saya Ahok.
Lulung: Gini. Saya tidak suruh mereka bergerak. Persoalannya mereka tersinggung karena mereka dengar soal perda. Saya ingin Pak Ahok menyikapi UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Wakil Gubernur dan norma menjalankan pemerintahan. Terlalu banyak orang yang mengomentari itu.
Ahok: Kalo gitu, daripada kita bicara terus, kita ketemuan saja ngomong berdua.
Lulung: Jangan sampe nanti institusi saya juga ngomong. Kalau Bapak ngomong Haji Lulung itu bego dan gila, saya, kan, dengar itu. Pesan saya sama anak-anak (yang aksi), yang penting asal jangan rasis.
Ahok: Kalau rasis, saya lawan sampe mati. Terima kasih sudah tidak rasis.
Lulung: Bapak jangan asal ngatain orang tolol, di sini orangnya pintar-pintar.
Ahok: Iya, Pak, saya tahu di Jakarta banyak orang pinter. Ya, udah, ya, Pak, nanti kita ketemu saja.
Lulung masih ingin berbicara, namun Ahok segera mengakhiri percakapan teleponnya.
Setelah perwakilan tersebut keluar, mereka mengklaim Ahok telah meminta maaf kepada Haji Lulung. Namun, saat Ahok dikonfirmasi mengenai ini, Ahok menepisnya. "Mana ada kata permintaan maaf, nanti bisa dilihat sendiri di YouTube, nanti malam sudah di-upload," ujarnya.
LINDA TRIANITA
Topik Terpanas:
Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri | Hormon Daging Impor | Bursa Capres 2014
Berita Terpopuler:
7 Pengacara Bermasalah versi ICW
Suap MA, KPK Bidik Pelaku Selain Mario dan Djodi
Rachell Dougall, Teman Ratu Narkoba Kerobokan?
Pengacara Mario: KPK Jangan Umbar Wacana
ICW: Pengadilan Tipikor Siaga Satu