TEMPO.CO, Malang - Menjelang Lebaran, jasa pegadaian di Malang, Jawa Timur, ramai didatangi nasabah. Mereka mengantre untuk menebus perhiasan yang digadaikan, seperti gelang, cincin, dan kalung. Nasabah menebus perhiasan-perhiasan itu untuk dipakai merayakan Hari Raya Idul Fitri.
"Setiap hari ratusan nasabah menebus perhiasan," kata Kepala Cabang Pegadaian Malang, Siswuriyanto, Selasa, 30 Juli 2013. Petugas pegadaian, ujar dia, sampai kewalahan melayani pengambilan perhiasan sehingga harus bekerja lembur hingga malam.
Sekitar 90 persen nasabah menggunakan perhiasan emas sebagai jaminan utang. Adapun sisanya menjaminkan kendaraan bermotor atau barang elektronik. Namun, omzet pinjaman justru menurun. Lebaran tahun lalu, misalnya, kebutuhan uang mencapai Rp 11 miliar, sedangkan tahun ini diperkirakan anjlok sekitar 10 persen menjadi Rp 10 miliar.
Penurunan jasa gadai, kata Siswuriyanto, terjadi akibat menjamurnya jasa pegadaian yang dikelola perbankan atau perusahaan swasta lain. Nasabah menggunakan uang pinjaman untuk modal usaha dan kebutuhan konsumsi.
Selain itu, sebagian warga yang mudik menitipkan barang elektronik dan kendaraan ke kantor pegadaian. Tujuannya, untuk mengamankan barang berharga selama ditinggal mudik. Apalagi, jika perumahan yang ditinggali merupakan daerah rawan keamanan.
"Kita juga terima jasa penitipan," kata dia. Tak hanya sepeda motor, mobil pun juga dititipkan di pegadaian. Akibatnya gudang penyimpanan seluas lapangan sepak bola sesak untuk menampung puluhan mobil.
EKO WIDIANTO
Berita Lain:
Jokowi Blusukan: `Pemerintah Kebobolan`
Dipaksa Minta Maaf, Ahok Telpon Haji Lulung
Dahlan Iskan Bakal Calon Presiden dari Demokrat
Tak Tepat, Gugat Ahok dengan UU ITE