TEMPO.CO, Riyadh - Pemerintah Arab Saudi mengucurkan dana sebesar US$ 22 miliar atau sekitar Rp 226 triliun untuk membangun sistem jaringan kereta api. Jaringan rel yang dibangun di Kota Riyadh ini bakal menjadi sarana transportasi publik terbesar di dunia.
Kantor berita BBC mengabarkan, jaringan kereta bernama Riyadh Public Transport Project ini direncanakan mempunyai enam jurusan yang akan menyambungkan simpul-simpul perekonomian Arab Saudi.
Jaringan kereta metro ini menghubungkan jarak sejauh 180 kilometer dan akan tersambung dengan jaringan metro Dubai. Konstruksi proyek ini akan dibangun pada awal 2014 dan ditargetkan sudah bisa dioperasikan pada 2019. Salah satu perancangnya adalah arsitek berdarah campuran Irak-Inggris, Zaha Hadid.
Presiden Arriyadh Development Authority, Ibrahim bin Mohammed al Sultan, mengatakan proyek ini akan menjadi pendorong utama perkembangan ekonomi dan ketenagakerjaan di Arab Saudi. Dia menyebut proyek ini sebagai landasan yang akan meningkatkan kualitas hidup, "Bagi enam juta penduduk Riyadh," ujarnya.
Kalangan pengamat berpendapat, infrastruktur ini memiliki nilai penting bagi perekonomian Arab Saudi. Ahli Timur Tengah dari Universitas Cambridge, Jim Krane, mengatakan bahwa pembangunan jaringan kereta api sangat masuk akal bagi Arab Saudi, yang memiliki masalah keuangan unik. "Mereka menikmati tingginya harga minyak, tetapi imbal hasil investasi yang mereka tanamkan di luar negeri relatif rendah," katanya.
Dengan demikian, kata Krane, warga dan pemerintah Arab memiliki banyak uang dan harus membelanjakannya di dalam negeri. Ketimbang menanamkan modal di negara lain, cara yang paling baik adalah menanamkan uang tersebut dalam proyek infrastruktur domestik.
Krane yang menulis buku Dubai: The Story of the World's Fastest City mengatakan pemerintah Arab Saudi akan mengembangkan Riyadh sebagai hub yang menyatukan enam negara yang tergabung dalam Dewan Kerja Sama Negara Teluk. "Ibarat Brussels bagi Uni Eropa, tentunya kota ini harus memiliki fasilitas lengkap," ujarnya.
FERY FIRMANSYAH
Topik Terpanas:
Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri | Hormon Daging Impor | Bursa Capres 2014
Berita Terpopuler:
Jokowi Blusukan: `Pemerintah Kebobolan`
Dipaksa Minta Maaf, Ahok Telpon Haji Lulung
Dahlan Iskan Bakal Calon Presiden dari Demokrat
Pengacara Mario: KPK Jangan Umbar Wacana
Jokowi Ikut Konvensi? Demokrat: Tidak Ingat