TEMPO.CO, Bandung - Kesan serta kecenderungan perempuan lebih bersih ketimbang lelaki soal urusan korupsi, sepertinya harus ditimbang ulang. Penelitian dosen Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad) Aceng Abdullah dalam disertasinya yang berjudul "Komunikasi Korupsi" menemukan fakta lain.
"Perempuan umumnya digunakan sebagai negosiator atau perantara karena punya kemampuan berkomunikasi tentang korupsi," kata Aceng di sela sidang terbukanya di Ruang Sidang Program Pascasarjana Unpad, Rabu, 31 Juli 2013.
Dari hasil risetnya, banyak perempuan yang punya interaksi bagus, supel, dan kepercayaan dirinya tinggi. Kemampuan itu umumnya dipakai untuk menjadi negosiator atau perantara korupsi.
Aceng menyebut beberapa nama, mulai dari perempuan yang menjadi calo mahasiswa baru ke kampusnya, hingga yang berurusan dengan KPK, seperti Nunun Nurbaitie, Malinda Dee, Miranda Gultom, Angelina Sondakh, serta Arthalita Suryani, Neneng Sri Wahyuni, Yulianis, Wa Ode Nurhayati.
Sebelumnya, menurut Aceng, citra perempuan sebagai sosok yang jujur pernah mengemuka dari hasil penelitian Bank Dunia pada 1999. Hasrat perempuan untuk korupsi disebutkan jauh lebih rendah dibanding lelaki. Karena itu, Bank Dunia merekomendasikan semua negara agar memberi lebih banyak kursi untuk perempuan di pemerintahan, parlemen, dan kehakiman untuk mengurangi tingkat korupsi. "Perempuan itu korban kesewenangan pelaku korupsi lain," katanya. Itu sekarang berubah.
Selain itu, menurut Aceng, pengguna bahasa korupsi hanya pada kalangan tertentu atau komunitas yang hidup terpencar. Ragam bahasanya ada yang lugas, tersembunyi, sulit ditafsirkan orang yang tak terbiasa dalam interaksi kolusi, korupsi, dan nepotisme, memakai simbol, dan bernada memelas.
ANWAR SISWADI
Topik Terpanas:
Ahok vs Lulung | Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri | Daging Impor
Berita Terpopuler:
Ahok-Lulung Berseteru, Ini Kata Kemendagri
Joe Taslim Pindah Agama Demi Cinta
Bang Ucu: PKL Bongkar Sendiri atau Saya Bakar
SBY ke Lumajang, Dukun Semeru Dikerahkan
Ahok: Jewer Saja, Kuping Saya Sudah Panjang, Kok!
Briptu Rani Syok Dipecat dari Kepolisian