TEMPO.CO, Bandung - Jumlah pemudik dari terminal bus Cicaheum, Bandung, diperkirakan mencapai 100 ribu orang tahun ini. Peningkatan arus mudik akan terjadi mulai Jumat sore besok hingga mencapai puncaknya pada H-3. "Dari tahun ke tahun, jumlah pemudik selalu naik 5-10 persen. Tahun ini bertambah sekitar 8-10 ribu orang," kata Kepala Terminal Bus Cicaheum, Bandung, Jujun Juanda, saat ditemui Tempo di kantornya, Kamis, 1 Agustus 2013.
Dari pantauan Tempo siang tadi, kondisi terminal hari ini masih lengang. Bus-bus di dalam terminal juga tidak penuh terisi penumpang, umumnya jurusan antar-kota dalam provinsi. "Biasanya, mulai Jumat sore, ada peningkatan dari arus mudik," ujarnya. Tahun lalu, 93 ribu penumpang berangkat dari tempat itu ke wilayah timur Bandung, seperti Garut, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Menurut Jujun, pemudik yang lebih awal berangkat umumnya dengan tujuan ke luar wilayah Jawa Barat. Mendekati Lebaran, giliran bus-bus jarak dekat, seperti ke Garut dan Majalaya, yang sibuk mengangkut pemudik. Total ada 425 armada bus yang disiapkan dan puluhan bus pariwisata sebagai cadangan jika penumpang membeludak.
Agar selamat di perjalanan, pihak terminal mewajibkan seluruh sopir dan kernet melakukan tes kesehatan setiap hari di pos kesehatan. Petugas juga memeriksa surat-surat; kondisi bus hasil uji kir; dan sejumlah elemen, seperti ban, rem, kaca, dan lampu. "Kalau ada yang tidak baik kondisinya, kami larang jalan, apalagi yang ketahuan meminum air keras," ujar Jujun.
Begitu juga jika sopir bus punya penyakit jantung dan darah tinggi, apalagi minum minuman keras. Rencananya, besok atau lusa, seluruh sopir dan kernet bus akan dites urine oleh petugas Badan Narkotika Nasional.
Sementara itu, posko kesehatan yang dibangun Dinas Kesehatan Kota Bandung di terminal itu telah dimanfaatkan calon penumpang dan karyawan. Hingga tengah hari tadi tercatat ada 11 orang yang memeriksakan kesehatannya. “Kebanyakan karena sakit ringan, seperti pusing, batuk, maag, dan infeksi saluran pernapasan,” kata dokter Dewi Susanti kepada Tempo di ruang kerjanya.
Posko kesehatan itu merupakan pusat P3K atau pertolongan pertama pada kecelakaan. Jika ada kasus penyakit berat, petugas akan memberi surat rujukan ke rumah sakit sekitar. Posko yang berdiri H-7 hingga H+7 Lebaran itu setiap hari dijaga tiga petugas medis dan seorang dokter, serta dilengkapi sebuah mobil ambulans.
ANWAR SISWADI