TEMPO.CO, Jakarta - Tak adanya raihan prestasi dalam Kejuaraan Akuatik Dunia 2013 yang berlangsung di Barcelona, Spanyol, tidak membuat kecewa pelatih loncat indah Indonesia, Harli Ramayani. Harli mengatakan, dalam Kejuaraan Akuatik Dunia, para atlet memang tidak dituntut meraih medali.
Pasalnya, para pemain sudah lama tidak melakukan uji coba atau kompetisi sejak delapan bulan memasuki pemusatan latihan nasional (pelatnas). "Kami ingin mencari pengalaman buat para atlet," ucap Harli, Kamis, 1 Agustus 2013.
Kendati tak menuai prestasi, Harli bersyukur bisa membawa bekal dari kejuaraan dunia. Menurut dia, pola latihan anak binaannya mesti mengalami perubahan. Salah satu pola latihan yang perlu ditingkatkan ialah kemampuan fisik anak-anaknya.
"Sementara kalau dari nonteknis perlu ada perbaikan dari sisi sport science," kata Harli. Sarana latihan yang memerlukan peningkatan ialah fasilitas dry training (latihan kering).
Negara-negara yang berprestasi pada cabang loncat indah, seperti Cina, ucap Harli, umumnya sudah mengembangkan sarana sport science secara optimal. Diantaranya ialah dry training. Ia tak menampik bila Indonesia tertinggal jauh dalam hal itu.
Lebih lanjut, Harli menuturkan, sebanyak tujuh atlet diboyong pada saat mengikuti kejuaraan dunia. Ketujuh atlet tersebut merupakan tim yang akan berangkat menuju SEA Games Myanmar. Mereka adalah Sari Ambarwati, Eka Purnama, Lina Yasmin, Dewi Setyaningsih, Ahmad Zamzani, Andriyan, dan Adityo Restu Putra.
Sebanyak empat atlet di antaranya berusia 17 tahun. "Saya sengaja mengajak atlet muda agar punya pengalaman," ucap Harli.
Harli menambahkan, pada September nanti, anak asuhannya akan kembali mengikuti kejuaraan di Singapura. Pada Kejuaraan Asia Diving Cup nanti, ia berharap atletnya bisa memperbaiki skor. "Harus lebih baik dari Kejuaraan Dunia kemarin perolehan nilainya," ucap Harli.
ADITYA BUDIMAN
Topik terhangat:
Ahok vs Lulung | Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri
Berita lainnya:
Ahok Hadapi Preman, Prabowo Pasang Badan
Ahmadiyah: Moeldoko Terlibat Operasi Sajadah 2011
Penerobos Portal Busway Bukan Anak Jenderal
Nazaruddin Janji Ungkap Kasus yang Lebih Besar