Hati-hati Pungutan di Jalur Utama Tengah

Editor

Eni Saeni

Sejumlah warga meminta uang pada pengendara yang melintas di jalur mudik alternatif yang belum selesai dalam perbaikan di Cikamurang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. (1/8). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Sejumlah warga meminta uang pada pengendara yang melintas di jalur mudik alternatif yang belum selesai dalam perbaikan di Cikamurang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. (1/8). TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Bandung - Memasuki arus mudik Lebaran Idul Fitri, di jalur mudik utama tengah terdapat beberapa pungutan liar yang dilakukan oleh warga. Di jalur utama tengah Sadang-Subang-Cikamurang-Cijelag, ada dua titik pungutan liar. Di Cikamurang, beberapa anak muda berdiri di tengah jalan sambil menyodorkan kaleng untuk diisi uang.

Para pemuda itu meminta sumbangan secara bergerombol mendekati mobil yang melintas. Di badan jalan dibangun gubuk kecil untuk tempat duduk. Gubuk kayu yang dibuat di badan jalan itu menyulitkan pengguna jalan jika ada kendaraan melintas dari arah yang berlawanan. Jadi pengendara harus bergantian melewati jalan yang lebarnya hanya untuk dua mobil itu.

Di sekitar lokasi pemungutan sumbangan, terlihat ada papan peringatan bertuliskan "Hati-hati ada Perbaikan Jalan". Namun, yang ada hanya sisa pasir di pinggir jalan. Sementara kondisi jalan tampak sudah selesai diperbaiki. Sekitar 300 meter ke depan juga ada pungutan serupa tanpa didampingi petugas.

Jalur mudik tengah via Sadang-Kalijati-Bantar Huni-Cikamurang-Cijelag merupakan jalur utama yang dilewati pemudik yang melalui jalur tengah dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah.

Kondisi jalannya sudah layak digunakan untuk pemudik. Namun di sepanjang Cikamurang-Cijelag masih minim lampu penerangan. Sementara di sekitar jalan tersebut dikelilingi hutan jati, hutan karet, dan persawahan.

RISANTI


Topik terhangat:


Ahok vs Lulung
| Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri

Berita lainnya:
Ahok Hadapi Preman, Prabowo Pasang Badan
Ahmadiyah: Moeldoko Terlibat Operasi Sajadah 2011

Penerobos Portal Busway Bukan Anak Jenderal

Nazaruddin Janji Ungkap Kasus yang Lebih Besar