Tausiah untuk Pekerja Kantoran  

Editor

Nur Haryanto

Sejumlah pekerja melintas di kawasan perkantoran Jalan Jendral Sudirman, Jakarta (4/1). Hari ini  aktivitas perkantoran mulai berjalan, setelah libur panjang Hari Natal dan Tahun Baru. TEMPO/Subekti
Sejumlah pekerja melintas di kawasan perkantoran Jalan Jendral Sudirman, Jakarta (4/1). Hari ini aktivitas perkantoran mulai berjalan, setelah libur panjang Hari Natal dan Tahun Baru. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Salat zuhur berjemaah di Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, baru saja usai, Selasa lalu. Tapi puluhan anggota jemaah itu—sebagian berdasi—tak segera beranjak pergi. Mereka memilih duduk bersila menunggu acara berikutnya.

Seorang pria lalu terlihat naik ke mimbar, yang oleh marbut masjid diperkenalkan sebagai Ustad Maryono. Inilah yang ditunggu jemaah kantoran itu. Sebuah siraman rohani di sela rutinitas pekerjaan mereka yang bagai tak habis-habisnya tersebut.

Siang itu, Ustad Maryono membeberkan ihwal iktikaf yang biasa dilakukan pada 10 hari terakhir Ramadan. “Iktikaf, dalam bahasa Indonesia, berarti berdiam beberapa waktu,” katanya. Menurut dia, iktikaf tidak melulu berdiam diri sejak pagi hingga hari berikutnya. "Diam saja dan memikirkan Allah sejenak juga jadi iktikaf," ujar sang ustad. Jemaah mengangguk-angguk paham.

Ceramah agama di sela rutinitas kerja seperti itu cukup sering dilakukan di kantor-kantor pemerintah ataupun badan usaha milik negara. Sambutan para karyawan pun, menurut berbagai kalangan, cukup baik. Annisa, 24 tahun, misalnya. Pegawai Bank Indonesia ini senang atas ceramah-ceramah yang disampaikan para ustad di Masjid Baitul Ihsan. Dia bahkan bertekad segera mengkhatamkan Al-Quran pada hari-hari iktikaf ini. "Satu hari satu juz," katanya.

Manajer Umum dan Keuangan Masjid Baitul Ihsan, Fuad Jamil, menilai jemaah tertarik menyimak tausiah karena wawasan penceramah yang pas dengan sudut pandang para profesional muda itu.

Di luar para ustad itu, sejumlah tokoh juga pernah mengisi tausiah, seperti Amien Rais dan Taufiq Ismail. Selain ceramah, acara Ramadan di lingkungan bank sentral ini adalah pengajian setiap Sabtu dan Ahad.

Antusiasme mengikuti ceramah di sela kerja juga terlihat di kantor PT Pelni (Persero), Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat. Badan Kerohanian Islam perusahaan ini menyuguhkan kultum para ustad kondang setelah salat zuhur. Selain itu, setiap Jumat di lantai 9, diadakan acara ceramah keagamaan. "Pengajiannya oke karena penyampaiannya sederhana dan efektif memberi arah untuk memperbaiki kualitas agama individu," ujar Ditto, pegawai Pelni.

Adapun di musala Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jalan Medan Merdeka Selatan, juga memiliki agenda Ramadan yang asyik. Meski musalanya kecil, pemberi kultumnya adalah para tokoh, seperti Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Wakil Menteri BUMN Mahmuddin Yasin. Juga ada mantan Menteri BUMN, seperti Sofyan Djalil, Sugiharto, Mustafa Abubakar, Tanri Abeng, dan Laksamana Sukardi. “Kami bisa memperdalam ilmu agama melalui pengalaman mereka,” kata pegawai protokol Menteri BUMN, Samsu Widiarto.

Setelah mengikuti kegiatan Ramadan di sela kerja, tentulah penyelenggara berharap semua itu berfaedah bagi setiap individu, juga dalam pencapaian prestasi kerja mereka.

SUTJI DECILYA | LINDA TRIANITA | ALI ANWAR

Topik terhangat:

Ahok vs Lulung
| Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri

Berita lainnya:
Ahok Hadapi Preman, Prabowo Pasang Badan
Ahmadiyah: Moeldoko Terlibat Operasi Sajadah 2011

Penerobos Portal Busway Bukan Anak Jenderal

Nazaruddin Janji Ungkap Kasus yang Lebih Besar