TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, menilai pelantikan Komisaris Jenderal Oegroseno sebagai Wakapolri dan penunjukan Inspektur Jenderal Badrodin Haiti sebagai Kabaharkam hanya sebuah seremonial. “Pergeseran mereka tak berdampak siginifikan bagi rencana pergantian Kapolri,” kata Priyo di kompleks parlemen Senayan, Jumat, 2 Agustus 2013.
Pergeseran tersebut, ujar Priyo, tak mempengaruhi konstelasi politik calon Kapolri baru yang akan dipilih dalam dua pekan mendatang. Menurutnya, kewenangan tersebut sepenuhnya ada di tangan presiden. “Siapapun pilihannya itu, DPR tidak akan mempermasalahkan, asal figurnya benar-benar profesional dan memenuhi syarat,” kata Priyo.
Kapolri Jenderal Timur Pradopo melantik Komisaris Jenderal Oegroseno sebagai Wakapolri menggantikan Komjen Nanan Soekarna. Sebelumya, Oegroseno menduduki jabatan sebagai Kabaharkam Mabes Polri. Badrodin Haiti disiapkan untuk mengganti jabatan yang ditinggalkan Oegroseno.
Anggota Komisi Kepolisian Nasional Muhammad Nasser menilai jenderal bintang tiga berpeluang besar menggantikan Timur Pradopo. Beberapa calon kuat tersebut adalah Kabareskrim Komjen Sutarman atau bisa juga jenderal baru yang menempati posisi Kabaharkam. Mabes Polri sendiri mengumumkan Irjen Badrodin Haiti sudah ditunjuk menjadi Kabaharkam yang baru. Di posisi tersebut, Badrodin akan menyandang tiga bintang di pundaknya.
FAJAR AKBAR