TEMPO.CO, Kairo - Unjuk rasa menuntut dikembalikannya posisi Muhammad Mursi, Presiden Mesir yang digulingkan militer pada 3 Juli 2013, terus berlangsung kendati pemerintah mengancam akan menindak tegas jika pengunjuk rasa tetap bandel.
Sejumlah saksi mata, Kamis, 1 Agustus 2013, mengatakan kepada Al Jazeera, helikopter militer meraung-raung di atas pengunjuk rasa di Lapangan Rabaa al-Adawiya, Kairo. Kawasan ini merupakan tempat para demonstran mengajukan tuntutannya agar Mursi dikembalikan ke posisi sedia kala sebelum kudeta militer 3 Juli 2013.
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, seorang anggota senior Partai Keadilan dan Kebebasan, Waleed al-Haddad, bersumpah bahwa mereka akan tetap berada di jalanan hingga kekuasaan Mursi dikembalikan.
"Rakyat tidak akan meninggalkan lapangan di seluruh Mesir. Kami berada di sini untuk kepentingan pemulihan legitimasi. Kami siap mengorbankan darah, uang, atau apa pun demi tegaknya demokrasi."
Dia melanjutkan, "Rakyat tidak akan meninggalkan tempat-tempat ini. Mereka hanya memiliki satu peluang untuk membuat rakyat meninggalkan lapangan, guna membunuh jutaan orang di sini. Kami menuntut keinginan kami, yakni pemulihan legitimasi, mengembalikan demokrasi kepada negara kami. Selanjutnya, banyak hal bisa didiskusikan."
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis, 1 Agustus 2013, Kementerian Dalam Negeri Mesir menyerukan kepada pengunjuk rasa meninggalkan perkemahan dan menyediakan "jalur aman" bagi yang mengindahkan peringatan. Sehari sebelumnya, pemerintah sementara memerintahkan Angkatan Bersenjata mengambil aksi guna menghadapi demonstran.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Baca juga:
Anak Jenderal Pelanggar Jalur Busway Ber-IPK 1,26
Ahok: Saya Siap Mati Demi Konstitusi
Aksi Gagah Supir Transjakarta Tegur Penyerobot
Ini Aliran Duit Dalam Rekening Ahok
Roy Marten: Jokowi Pegang Indonesia, Ahok Jakarta