Jalur Tengah Cijelag-Kadipaten Merayap 10 Km

Editor

Rini Kustiani

Sejumlah kendaraan arus mudik terjebak macet di jalur Pantura, Simpang Jomin di Karawang, Jawa Barat, (1/08). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Sejumlah kendaraan arus mudik terjebak macet di jalur Pantura, Simpang Jomin di Karawang, Jawa Barat, (1/08). Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Cijelag - Arus kendaraan pemudik asal Jakarta menuju Cirebon/Kuningan via jalur tengah padat merayap di ruas Cijelag-Kadipaten sekitar 10 kilometer, Sabtu siang 3 Agustus 2013. Iring-iringan aneka mobil ini mengular sejak Desa Kebon Cau, Sumedang--atau jalur Cikamurang-Cijelag--hingga simpang Jalan Raya Barat, Kadipaten, Kabupaten Majalengka.

Perwira Pengendali Ditlantas Polda Jawa Barat Ajun Komisaris Agust mengatakan arus pemudik limpahan akibat macet jalur Pantura ini mulai marak melintasi jalur tengah Sadang-Cikamurang-Cijelag-Cirebon/Kuningan ini kemarin ataa H-6 siang. Kemarin petang hingga malam, kata dia, arus pemudik ini masih nampak terputus-putus.

"Tapi masuk dinihari tadi arus terus memadat dan sampai sekarang padat merayap dari Kebon Cau sampai Cijelag sekitar 5 kilometer. Lalu dari sini Cijelag ke Kadipaten, 5 kilometer,"ujar dia saat ditemui Tempo di simpang Cijelag-Tomo, Sabtu 3 Agustus 2013. "Tapi yang penting arusnya terus mengalir meskipun merayap,"kata dia.

Menurut Agust, antrean mengular ini antara lain terjadi akibat perlambatan di penggalan jalan antara SPBU dab simpang jalan Raya Barat, Kadipaten. "Di SPBU ada keluar-masuk kendaraan (pembeli bensin). Di jalan depan SPBU ada motor, bahkan mobil asal Majalengka, putar arah. Ada lagi perlambatan di persimpangan jalur, saat kendaraan mau belok kiri ke arah Jatitujuh,"kata dia.

Arus padat merayap ini, Agust melanjutkan, selalu terjadi tiap tahun jelang Lebaran. Kalau saja perlambatan di Kadipaten itu bisa diatasi, kata dia, antrean dari Cijelag pun niscaya tak terjadi. "Kecuali memang tahun sekarang mobil yang mudik bertambah jauh lebih banyak dari tahun-tahun lalu,"kata dia.

Pantauan Tempo, ekor arus merayap ini setidaknya di ujung kampung Gebang, Desa Kebon Cau, Kecamatan Ujung Jaya. "Dari Gebang ke (simpang) Cijelag hampir 5 kilometer," kata Jeri petugas parkir pompa bensin di kampung itu. Sepanjang Gebang-Cijelag, antrean kadang bisa melaju cepat 100 meter tapi terus merayap lagi.

Arus di terusan jalur Sadang-Cikamurang ini merayap pelan dan lalu belok kiri di pertigaan Cijelag-Jalan Raya Tomo ke arah Kadipaten. Di jalur Cijelag-Kadipaten, arus juga kadang melambat dan merenggang di depan pompa bensin dan minimarket. Antrean kian merapat saat memasuki Jembatan Cilutung dan Kadipaten.

Peta faktor kepadatan di Kadipaten seperti digambarkan Agust. Saat masuk Kadipaten, arus disambut sebuah pompa bensin besar (SPBU) di kanan tikungan. Seratusan meter dari SPBU ada perempatan antara jalur menuju Cirebon ke depan, jalur Jatitujuh ke kiri, dan Majalengka ke kanan. Arus dari Majalengka dilarang menyeberang langsung ke jalur Jatitujuh. Arus itu harus belok kiri dan lalu sebagian memutar arah di depan SPBU.

Seorang pemudik, Dani, 30-an tahun, warga Cakung, Jakarta Timur, menuturkan, kemacetan parah sudah terjadi sejak memasuki area pintu tol Sadang. Saat keluar Sadang, mobil Avanza perak tumpangan dia dan keluarga melaju kadang merayap dan kadang lancar nyaris sepanjang Sadang-Subang-Cikamurang-Cijelag.

"Kami mudik ke Kuningan. Dari Cakung kami start jam 3 dinihari. Macet lama pas sampai Sadang jam 7 pagi. Baru sampai sini (Tomo) ya barusan saja (jam 14.00),"tutur Dani di pompa bensin Jalan Raya Tomo. Biasanya, kata dia, jarak Jakarta-Kuningan via Pantura bisa ditempuh dalam 6 jam dengan kecepatan sedang dan waktu rehat. "Sekarang 11 jam belum sampai (tujuan)," ujar dia.

ERICK P. HARDI

Berita terhangat:

Ahok vs Lulung
| Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri

Berita lainnya:
Demokrat: Jokowi Jangan Arogan

Bocornya Penyadapan SBY, Snowden Diduga Terlibat

Kronologi Supir Mobil Mewah Pukul Petugas TransJ

Ahok Solusi Persoalan Jakarta Enteng