TEMPO.CO, Jakarta - Kerusuhan narapidana di Lapas Tulungagung dilakukan oleh geng yang hendak menyelamatkan anggotanya. Mereka tidak terima petugas Lapas memasukkan salah satu anggota geng ke sel isolasi.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Tulungagung Muji Widodo mengatakan kerusuhan ini berawal dari penangkapan Yudi Prasetyo, tahanan Blok C Narkoba yang ketahuan membawa ponsel pada Rabu 31 Juli 2013. Sesuai peraturan Lapas, napi yang melanggar aturan akan dimasukkan sel isolasi selama tiga hari. "Tindakan ini memicu kemarahan dua napi lainnya," kata Muji kepada Tempo, Ahad 4 Agustus 2013.
Mereka adalah Ibrahim dan Irvan, penghuni Blok A. Menurut Muji, kedua orang ini adalah ketua geng yang ingin menunjukkan eksistensi di depan tahanan lain. Sesuai hukum yang berada di dalam Lapas, seorang tahanan harus bersikap berani dan jantan jika ingin mendapat massa. Karena itulah ketika mendengar ada napi narkoba yang ditahan sipir, keduanya bersikap sok heroik dengan membuat keonaran.
Kepada petugas Lapas kedua napi ini mengancam akan membuat huru hara jika tidak membebaskan Yudi. Namun permintaan itu diabaikan petugas Lapas yang tetap melanjutkan masa penahanan Yudi selama tiga hari di sel isolasi. Dan pada hari Sabtu pukul 16.45 WIB, Yudi benar-benar dibebaskan dan dikembalikan ke Blok C.
Celakanya, Ibrahim dan Irvan yang berada di Blok A tak mengetahui pelepasan rekannya itu. Mereka tetap membuat onar dan melakukan perusakan. Sejumlah pintu seperti pintu besi Blok 3 dan pintu portir 2 berhasil dirusak. Beruntung para narapidana ini tak sempat kabur setelah aparat Polres Tulungagung dikerahkan mengamankan mereka.
Saat ini Muji masih menyelidiki asal muasal ponsel yang dipegang Yudi. Saat diperiksa, Yudi berdalih mendapatkannya dari tahanan terdahulu. "Selalu bilangnya begitu saat tertangkap," kata Muji.
HARI TRI WASONO
Baca Juga:
Gubernur Zaini Protes Penurunan Bendera Aceh
SBY: Kampanye Capres Jangan 'Angin Surga'
Menyingkap Gen Adam dan Hawa
Alasan Moratti Jual Saham Inter ke Erick Thohir