TEMPO.CO, Jakarta--Ledakan bom terjadi di Vihara Ekayana Grha pada Ahad, 4 Agustus 2013. Bagaimana profil vihara yang berlokasi di Jl. Mangga II No.8, Duri Kepa, Tanjung Duren, Jakarta Barat, ini?
Vihara Ekayana Grha atau Ekayana Buddhist Centre adalah didirikan pada 1995. Vihara ini merupakan vihara antar mazhab. Selain dipakai untuk kebaktian aliran Mahayana, vihara ini juga digunakan untuk kebaktian aliran Theravada.
Dalam situsnya www.ekayana.or.id, disebutkan Vihara Ekayana membawa misi gerakan Buddhayana, yaitu gerakan dengan semangat non-sektarian. Karena itu di sini dapat ditemukan adanya kebaktian yang menggunakan bahasa Pali dan Mandarin. Ceramah Dharma maupun teknik meditasi yang diberikan juga berasal dari beberapa tradisi, baik dari tradisi Theravada, maupun Mahayana.
Selain menggelar kebaktian rutin, vihara ini juga menggelar kegiatan yang dilakukan berkala, antara lain Perayaan Hari Suci Buddhis, seperti Waisak, Asadha, Kathina, dan Magha Puja; Perayaan Hari Besar Buddha/Bodhisatwa atau Peristiwa Istimewa, diantaranya perayaan hari Bodhisatwa Avalokitesvara, Buddha Bhaisajyaguru, Buddha Amitabha, Ulambana, Cheng Beng, dan kegiatan lainnya.
Saat ini, Ekayana Buddhist Centre diketuai Y.A. Mahasthawira Aryamaitri. Aryamaitri sekaligus juga merupakan anggota Presidium Sangha Agung Indonesia (Sagin). Dia ditahbiskan sebagai biksu menurut tradisi Therawada pada 1984.
Aryamaitri adalah anggota Sangha Agung Indonesia yang dinilai berjasa besar dalam membangkitkan semangat Buddhayana baik di kalangan Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) maupun di kalangan generasi muda Buddhis. Setelah empat tahun berkeliling di Sumatera bagian utara, sejak tahun 1989 dia terpilih sebagai Maha Lekkhanadikari (Sekjen) Sangha Agung Indonesia dan melakukan pembinaan maupun penataan organisasi Buddhayana untuk seluruh wilayah Indonesia.
Ekayana Buddhist Centre berada di bawah naungan Sangha Agung Indonesia (SAGIN).
AMIRULLAH