TEMPO.CO, Kairo - Pertemuan Panglima Angkatan Bersenjata Mesir, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, dengan para pemimpin Islam, Ahad malam waktu setempat, 4 Agustus 2013, guna memecahkan krisis menemui jalan buntu. Para pendukung presiden terguling Muhammad Mursi kekeuh melawan pemerintahan baru.
"(Jenderal) Sisi bertemu dengan beberapa perwakilan kelompok gerakan Islam. Pertemuan itu ditekankan pada mencari solusi damai guna mengakhiri krisis dan menolak kekerasan," kata juru bicara Angkatan Besersenjata, Kolonel Ahmed Aly, dalam sebuah pernyataan.
Pedukung Mursi hingga saat ini masih melakukan unjuk rasa duduk di dua lokasi yang telah berlangsung lebih kurang dua bulan. Penumpukan massa penyokong Mursi di Lapangan Rabaa al-Adawiya dan Nahda membuat situasi di ibu kota Kairo lumpuh dan memendam potensi perpecahan.
Pihak berwenang berkali-kali memperingatkan mereka agar membubarkan diri dan kembali ke rumah masing-masing, bahkan dengan ancaman akan ditindak secara tegas seraya menjanjikan keselamatan mereka. Namun peringatan pemerintah tidak diindahkan.
Bahkan mereka menuntut kepada pemerintahan sementara agar posisi Mursi -presiden yang hasil pemilihan bebas dan demokratis digulingkan militer 3 Juli 2013- dikembalikan seperti sedia kala.
Menyusul pertemuan dengan Wakil Menteri Amerika Serikat William Burns, kelompok Islam Al Ikhwan Al Muslimin pendukung Mursi tetap komit pada tuntutannya yakni mengembalikan jabatan presiden sesuai konstitusi dan Dewan Syura.
AL AKHBAR | CHOIRUL
Berita Lain:
Djoko Suyanto: Bom Vihara Rusak Kesucian Ramadan
Ini Jumlah Pemudik per H-4 Lebaran
Beragan Beri, Beraneka Manfaat
Strategi Jokowi Menekan Pendatang ke Jakarta