TEMPO.CO, Khatoum - Kerajaan Arab Saudi menolak permohonan satu pesawat penumpang yang membawa rombongan Presiden Sudan, Omar al-Bashir, melintasi wilayah udaranya pada Ahad, 4 Agustus 2013. Perjalanan Bashir sedianya untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran . Demikian keterangan sumber-sumber di Khartoum, ibu kota Sudan, Ahad, 4 Agustus 2013.
Akibat larangan itu pesawat yang ditumpangi Presiden Sudan terpaksa balik arah. "Otoritas Saudi tak mengizinkan pesawat yang ditumpangi Presiden Bashir melintasi wilayah udaranya," kata juru bicara kepresidenan Emad Sayed Ahmed kepada AFP
Ahmed mengatakan, saat itu, Bashir tidak terbang dengan pesawat kepresidenan melainkan menggunakan pesawat sewaan dari perusahaan Arab Saudi. Penerbangan Bashir, jelas Ahmed, adalah dalam rangka menghadiri pelantikan Presiden Iran Hassan Rouhani di teheran, Iran.
Dia menambahkan, ketika pesawat Bashir memasuki wilayah udara Saudi, pilot mendapatkan informasi dari pihak berwenang bahwa peswat pembawa Presiden Bashir telah memperoleh pesetujuan. "Namun tiba-tiba mereka mengatakan pesawat tidak mendapatkan izin, terpaksa kembali ke Khartoum."
Kantor berita milik pemerintah, SUNA, mengirimkan pesan SMS pada pukul 07.06 GMT berisi pengumuman bahwa Bashir bertolak menuju Teheran, Iran, untuk sebuah acara kunjungan kenegaraan selama dua hari.
Bashir merupakan presiden yang disasar oleh Denhaag untuk diseret ke Mahkamah Kejahatan Internasional pada 2009 dan 2010 lantaran didakwa melakukan kejahatan perang, kejahatan kemanusiaan, dan genosida atas konflik di kawasan Darfur, Sudan.
AL AKHBAR | CHOIRUL
Berita Lain:
Djoko Suyanto: Bom Vihara Rusak Kesucian Ramadan
Ini Jumlah Pemudik per H-4 Lebaran
Beragan Beri, Beraneka Manfaat
Strategi Jokowi Menekan Pendatang ke Jakarta