TEMPO.CO, Jakarta - Empat korban selamat dari kapal yang tenggelam di Johor, Malaysia akan kembali ke Tanah Air hari ini. “Empat korban selamat telah memperoleh izin keluar dan akan diberangkatkan hari ini dengan AirAsia , QZ 8171 dan ETD 1650 dari Bandara Senai Johor,” kata Sofia Sudarma, Direktur Informasi dan Media, Kementerian Luar Negeri, Selasa, 6 Agustus 2013, malam.
Keempat warga Indonesia tersebut, Mustofo asal Flores, Syaiful Bahri asal Lombok, Edi warga Jawa Timur dan Abdullah dari Batam akan didampingi oleh pejabat KJRI Johor Bahru, Mutia Hassan.
Perahu yang mereka tumpangi diyakini mengangkut 44 orang, dari Johor menuju Batam, dan tenggelam akibat tingginya gelombang laut Kamis lalu. Tujuh jenazah ditemukan, terdiri atas lima laki-laki dan dua perempuan.
Menurut Sofia, sampai saat ini masih dilakukan identifikasi para korban, terutama untuk mencari keluarga mereka.
Hari ini, tim SAR Malaysia mengatakan mereka akan menghentikan pencarian 33 korban lagi yang masih hilang.
Amran Daud, pejabat Badan Maritim Malaysia mengatakan pencarian dihentikan Senin sore karena kemungkinan penemuan korban selamat sangat kecil. Perahu yang tidak layak melaut tenggelam sekitar 24 kilometer lepas pantai.
Para penumpang diyakini adalah imigran illegal. Salah seorang korban selamat mengaku harus membayar 1.300 ringgit (sekitar Rp 4 juta) untuk pulang kampung, pertama kalinya dalam 13 tahun. Kejadian tersebut bukan pertama kalinya terjadi. Pertengahan Juli lalu, satu orang perempuan asal Indonesia tewas dan tujuh lainnya hilang ketika perahu mereka tenggelam di lepas pantai Johor. Dua puluh tujuh lainnya, semuanya warga negara Indonesia menuju Batam, tanpa dokumen, berhasil diselamatkan.
Pihak KJRI Johor sebenarnya memiliki program yang memudahkan pembuatan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP), namun banyak WNI yang lebih memilih jalur illegal untuk mudik.
ARAB NEWS | NATALIA SANTI