MUI Serukan Takbir Keliling

Editor

Pruwanto

Sejumlah umat Muslim melakukan pawai malam takbiran di Jalan Penghibur, Makassar, (9/9). Takbir keliling dengan konvoi bermotor memadati seluruh ruas jalan protokol di Makassar. TEMPO/Fahmi Ali
Sejumlah umat Muslim melakukan pawai malam takbiran di Jalan Penghibur, Makassar, (9/9). Takbir keliling dengan konvoi bermotor memadati seluruh ruas jalan protokol di Makassar. TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Seni dan Budaya, KH. A. Cholil Ridwan menyerukan takbir keliling meski Polda Metro Jaya meminta tak ada takbir keliling di jalan-jalan atau konvoi.

MUI menganggap takbir keliling sebagai bagian dari syiar Islam. "Imbauan (Polda) ini tidak bijak dan diskriminatif," kata Cholil, Senin, 5 Agustus 2013. "Bukti diskriminatifnya yaitu saat perayaan Natal, gereja-gereja dijaga oleh polisi. Sedangkan saat takbiran, umat Islam diimbau untuk tidak takbir keliling. Sebagai umat Islam saya iri."

Pembahasan takbir keliling dilakukan MUI pada Senin, 5 Agustus 2013. Takbir keliling dianggap sudah menjadi budaya betawi, Jawa Timur dan beberapa daerah lain di Indonesia.  Menurut Cholil, yang terpenting pada saat malam takbiran nanti aparat keamanan tetap menertibkan masyarakat yang takbir keliling.

"Justru tugas polisi untuk mengamankan kegiatan takbir keliling. Jangan sampai gara-gara oknum yang melanggar hukum, Islam jadi korban," kata Cholil.

Cholil menganggap Polda Metro Jaya diskriminatif dengan menghimbau masyarakat takbiran di masjid saja. "Yang takbiran di masjid itu biasanya orang tua. Anak muda mensyiarkan Islam dengan takbir keliling," kata Cholil.

APRILIANI GITA FITRIA

Topik terhangat:

Bom Vihara Ekayana
| Mudik Lebaran | Ahok vs Lulung | Capres 2014

Berita lainnya:
Vanny Rossyane: Saya Pernah Aborsi Anak Freddy
Obrolan Khusus Jokowi dan Setiawan Djodi

Mobil Dinas DPR RI Disewakan untuk Mudik