Alat Canggih Memperlancar Arus Mudik Lebaran  

Editor

Elik Susanto

Sejumlah pemudik yang mendaftar dirinya dalam Pulang Kampung Gratis bersama Giant terlantar di Senayan, Jakarta, (4/9). Terlantarnya sejumlah pemudik karena sudah tidak tersedianya bus dari panitia untuk mengantarkan mereka pulang kampung. Istimewa/Hafni Minjaya untuk Tempo
Sejumlah pemudik yang mendaftar dirinya dalam Pulang Kampung Gratis bersama Giant terlantar di Senayan, Jakarta, (4/9). Terlantarnya sejumlah pemudik karena sudah tidak tersedianya bus dari panitia untuk mengantarkan mereka pulang kampung. Istimewa/Hafni Minjaya untuk Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Guna mendukung kelancaran dan keamanan arus mudik, pemerintah mengandalkan sistem teknologi informasi yang terkoneksi secara nasional. Institusi yang terkoneksi itu seperti Korps Lalu Lintas Kepolisian, Kementerian Perhubungan, Badan SAR Nasional, dan operator terhubung melalui sistem informasi terpadu.

“Koordinasi dan pemantauan mudik sekarang lebih canggih,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Suroyo Alimoeso, kepada Tempo, 5 Agustus 2013.

Sejumlah perangkat teknologi yang digunakan pemerintah, ujar Suroyo, yakni satelit cuaca dan navigasi, kamera pemantau yang ditempatkan di sejumlah titik jalur mudik, sampai perangkat global positioning system (GPS) yang ditempatkan di kendaraan umum pengangkut para pemudik. “Untuk navigasi udara dan laut juga sistemnya sudah semakin baik,” katanya.

Pemasangan perangkat navigasi GPS dalam bus umum, ujar Suroyo, menjadi terobosan karena dapat mempermudah pemantauan kondisi di lapangan secara langsung. Dengan dipasangi GPS, pergerakan bus bisa terpantau. “Jika bus berhenti di satu titik untuk waktu yang lama, kita bisa langsung telepon sopirnya, menanyakan ada apa,” dia menjelaskan.

Dari laporan sopir secara langsung itu bisa diketahui titik-titik kemacetan atau jika ada kecelakaan. “Sehingga tim pemantau di Kementerian Perhubungan atau kepolisian bisa langsung bergerak.” Diakuinya, tidak semua bus dipasangi perangkat ini, namun sejumlah bus yang dioperasikan operator besar atau bus kelas eksekutif sudah dilengkpi GPS.

Sementara itu, untuk mengurangi titik kemacetan di jalan raya, Kementerian Perhubungan terus menggenjot program mudik gratis. Program ini diutamakan untuk pengguna sepeda motor. “Mereka bersama sepeda motornya kami angkut dengan kapal laut, kereta api, dan truk,” ujar Suroyo.

Untuk mudik gratis sepeda motor ini, pemerintah menargetkan sekitar 30 ribu sepeda motor dan 60 ribu penumpang terangkut untuk mengurangi kepadatan di jalan raya. Namun, hingga H-4 Lebaran, fasilitas mudik gratis untuk pengedara sepeda motor ini belum termanfaatkan seluruhnya. “Masih banyak space kosong,” katanya.

Adapun pelaksanaan mudik tahun ini dianggap lebih baik dari tahun sebelumnya. “Kami menilai dari titik kemacetan pada tahun ini tidak seburuk dulu, begitu juga tingkat kecelakaan yang lebih rendah,” Suroyo menjelaskan. Namun, untuk tingkat kesuksesan mudik secara keseluruhan, dia belum bisa menilai.

“Kami belum bisa berkata ini sukses karena harus dilihat sampai arus balik selesai dan evaluasinya bagaimana.” Menurut dia, jika tahun ini arus mudik membawa dampak meningkatnya perekonomian masyarakat, pendapatan operator kendaraan pengangkut pemudik naik, dan pelaksanaannya secara umum lancar, mudik tahun ini bisa dibilang sukses.

PRAGA UTAMA

Topik terhangat:

Bom Vihara Ekayana
| Mudik Lebaran | Ahok vs Lulung | Capres 2014

Berita lainnya:
Vanny Rossyane: Saya Pernah Aborsi Anak Freddy
Obrolan Khusus Jokowi dan Setiawan Djodi

Mobil Dinas DPR RI Disewakan untuk Mudik

Strategi Jokowi Menekan Pendatang ke Jakarta