H-1, Puncak Mudik di Suramadu  

Editor

Nur Haryanto

Sejumlah pemudik dengan sepeda motor mengantri membayar tiket  tol Suramadu menuju Pulau Madura, di pintu tol Surabaya, (6/8). H-2, sekitar 52 ribu melintas di jembatan Suramadu untuk ke Madura. TEMPO/Fully Syafi
Sejumlah pemudik dengan sepeda motor mengantri membayar tiket tol Suramadu menuju Pulau Madura, di pintu tol Surabaya, (6/8). H-2, sekitar 52 ribu melintas di jembatan Suramadu untuk ke Madura. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Surabaya - Puncak arus mudik di Jembatan Suramadu dari Surabaya ke Madura akan terjadi pada H-1 Lebaran 2013. Jumlah pemudik kendaraan roda dua yang melewati jembatan tersebut bisa mencapai 70 ribu.

Kepala penjaga Gerbang Tol Suramadu Suharyono mengatakan lonjakan pemudik akan terlihat sejak H-2. Jumlahnya mencapai 52 ribu kendaraan roda dua. "Tapi puncaknya H-1, bisa 70 ribu kendaraan," katanya pada Tempo, Rabu, 7 Agustus 2013.

Menurut Suharyono, pemudik yang melintas di Jembatan Suramadu tahun ini meningkat 10-11 persen. Selama arus mudik, jumlah kendaraan bisa naik 2-3 kali lipat dari hari biasa. Lonjakan terjadi mulai pagi hari hingga jelang pagi lagi. Serangan fajar pemudik biasanya terjadi pukul 03.30 WIB hingga 06.30 WIB pada H-1 Lebaran. Puncaknya siang hingga malam hari.

Kendaraan yang memadati Jembatan Suramadu memang masih didominasi roda dua. Sedangkan roda empat hanya sebanyak 15 ribu kendaraan. Berdasarkan tren lebaran sebelumnya, jumlah kendaraan roda empat justru memuncak pada H-3 yaitu sekitar 42 ribu kendaraan.

Untuk mengantisipasi kepadatan antrean pemudik, petugas menambah lajur pembayaran dari dua menjadi empat. Satu loket tambahan dengan sistem jemput bola dan satu loket di lajur roda empat. "Kita juga buat rekayasa jalur di depan gerbang, bongkar barrier buat sodetan yang baru," kata Suharyono.

Hal itu dimaksudkan untuk mengarahkan kendaraan roda dua sejak di ujung gerbang tol agar masuk ke lajur pembayaran yang sudah disediakan. Sehingga antrian bisa dikurangi. Selain itu, petugas loket juga ditambah yang sebelumnya hanya 10 orang kini menjadi 17 orang.

Pada hari H Lebaran hingga H+3, biasanya Jembatan Suramadu masih akan ramai baik dari sisi Surabaya maupun Madura. Mereka melewati jembatan untuk bersilaturahmi, berwisata sekaligus menikmati Suramadu. "Di Surabaya ramainya pagi-siang. Kalau di Madura ramainya siang-sore," katanya.

Untuk puncak arus balik akan terjadi pada H+8 dan H+9 atau sepekan setelah Lebaran ketupat warga Madura. Jumlahnya diperkirakan jauh lebih banyak daripada arus mudik, bisa mencapai 95 ribu kendaraan. Jika dibandingkan tahun lalu, ada kenaikan 9-10 persen dari jumlah 87 ribu kendaraan.

Sementara itu, mulai H-7 hingga H-2 Lebaran, frekuensi kecelakaan yang terjadi di jembatan sepanjang 5.438 meter itu cukup kecil. Yaitu hanya dua kali kecelakaan roda dua tanpa ada korban serius. Itupun karena kelalaian pengendara seperti kurang menjaga jarak atau tidak memperhatikan kendaraan di depannya. Cuaca pun kondusif sehingga kecepatan angin cenderung normal.

AGITA SUKMA LISTYANTI