TEMPO.CO , Jakarta:Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menegaskan larangan rumah pemotongan hewan dan pasar kambing di area Blok G Pasar Tanah Abang. "Enggak boleh bercampur lah, bahaya kalau ada penyakit," kata Jokowi ketika meninjau perbaikan Blok G Tanah Abang, Selasa, 6 Agustus 2013.
Dia mengaku belum mengetahui lokasi relokasi pasar kambing dan pejagalan itu. Jika lokasinya lebih dekat, tentu lebih baik, yang jelas harus pindah dari Jakarta.
Jokowi tak mengindahkan keinginan para pebisnis jagal hewan yang hanya mau dipindahkan ke belakang Museum Tekstil. Lokasi itu hanya berjarak beberapa puluh meter dari pasar Blok G.
Jokowi tak menerima alasan para pedagang yang menempati Blok karena mendapat restu Gubernur Wiyogo Atmodarminto 23 tahun lalu. "Sekarang kan sudah ada Pergub yang mengatur tidak boleh ada RPH di dalam kota, itu yang dipegang," ujar Jokowi.
Koordinator RPH, Ali Jawas mengatakan bersedia di relokasi di 3 tempat di sekitaran Tanah Abang. "Katanya mau di relokasi ke Marunda, tapi kami maunya hanya di Tanah PJKA (bongkaran), Belakang Museum Tekstil, atau Jalan Sabeni, kalau selain itu gak mau," ucapnya usai buka bersama dengan Walikota Jakarta Pusat dan PKL di Masjid Al-Makmur Tanah Abang Jakarta Pusat, Senin 5 Agustus 2013.
Penolakan juga disampaikan tokoh sekaligus sesepuh Tanah Abang M. Yusuf bin Muhi atau akrab disapa Bang Ucu. Rencana pemindahan rumah pemotongan hewan di lantai dasar Blok G Pasar Tanah Abang ke daerah pinggiran akan berdampak pada keponakan, cucu, dan saudara Bang Ucu yang menjadi jagal kambing di sana.
"Kalau jagal di pindahin dari Tanah Abang, langkahin dulu mayat gue!" kata dia di Masjid Al-Makmur Tanah Abang saat buka bersama Walikota Jakarta Pusat dan PKL, Senin, 5 Agustus 2013.
Walaupun belakangan, perwakilan jagal Tenabang menyatakan Bang Ucu menolak lantaran belum tahu rencana pemerintah DKI.
ANGGRITA DESYANI