TEMPO.CO , Jakarta: Jenis kelamin memengaruhi emosi yang mendorong penikmat alkohol untuk selalu meminum minuman beralkohol dan berpengaruh pada perasaan mereka pada esok harinya.
Penelitian terbaru menujukkan baik pria maupun wanita peminum minuman beralkohol akan tenggelam dengan kesedihan mereka melalui cara tersebut. "Beberapa orang mengatakan bahwa mereka meminum alkohol untuk memperbaiki mood , dan itu tidak terjadi," kata Valerie S. Sulit, penulis utama studi yang dipublikasikan pada bulan Juni dalam jurnal Alkohol dan Alkoholisme.
Untuk pria, kemarahan mendorong keinginan untuk minum. Menurut temuan Harder, seorang pria yang marah lebih mungkin minum pada hari berikutnya dibanding pria yang tidak merasa marah. Kebahagiaan dan kesedihan adalah dua emosi lain yang dicatat dalam penelitian, dan para peneliti menemukan bahwa baik jenis kelamin yang memiliki perasaan tertentu akan menjadi faktor sebagai pemicu untuk minum minuman alkohol.
Kemudian, para peneliti melihat bagaimana dampak dari minum alkohhol akan memengaruhi mood para responden penelitian. Harder dan rekan-rekannya menduga bahwa orang akan melaporkan bahwa kemarahan atau kesedihannya berkurang setelah minum, dan kebahagiaan lebih pada hari berikutnya setelah minum. Namun data menunjukkan sebaliknya
"Ternyata, Orang-orang melaporkan sedikit kebahagiaan karena mereka menggunakan lebih banyak alkohol," kata Harder, asisten profesor psikiatri di University of Vermont. Baik pria maupun wanita dilaporkan merasa kurang bahagia pada hari setelah minum, tetapi efeknya jauh lebih kuat bagi perempuan.