Lebaran di Turki Identik Makanan Manis

Editor

Pruwanto

Jalan raya dipenuhi oleh barisan peserta pawai obor malam Takbiran di Kawasan Matraman, Jakarta (07/08). Pawai meriah ini diikuti oleh ratusan peserta yang terdiri dari warga dan anak-anak. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Jalan raya dipenuhi oleh barisan peserta pawai obor malam Takbiran di Kawasan Matraman, Jakarta (07/08). Pawai meriah ini diikuti oleh ratusan peserta yang terdiri dari warga dan anak-anak. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO , Istambul:Lebaran selalu identik dengan penganan manis. Pun demikian di Turki, negeri yang terbagi wilyahnya antara benua Asia dan Eropa. Lebaran di sana dirayakan dengan menyuguhkan permen yang disebut Festival eker Bayram atau festival gula.

Hampir sama di Indonosia, orang akan saling berkunjung ke rumah saudara dan tetangga. Oleh karena itu mereka menyuguhkan penganan manis untuk para tamu. eker Bayram ini akan berlangsung selama tujuh hari dengan sajian khas berupa cokelat, permen, kue manis, kopi Turki dan minuman dingin. Tradisi ini bukan sekedar perayaan agama tapi memang stigma lebaran melekat dengan gula-gula.

Pada saat lebaran berlangsung, diperkirakan konsumsi gula orang Turki akan meningkat. “Konsumsi rata-rata penganan gula di Turki adalah 1 kilogram per satu orang selama sebulan. Angka ini akan meningkat menjadi 2.5 kilogram rata-rata per orang selama perayaan Idul Fitri,” Kata Zekeriya Mete, Ketua agen pemasaran perusahaan gula di Turki seperti dilansir worldbulletin.net, Rabu, 7 Agustus 2013.

Menurut kepala Perusahaan Gula Elvan Group di Turki, Hidayet Kadirolu, penjualan penganan gula akan meningkat sejumlah 15 persen pada idul fitri. Harga penganan manis tidak meningkat selama beberapa tahun terakhir. Penduduk Turki dapat menemukan variasi produk penganan manis dengan harga antara 3 hingga 7 Lira. Sementara untuk cokelat seharga 8 hingga 10 Lira.

Tradisi menyuguhkan penganan manis di Turki didukung oleh perkembangan bisnis. Tahun ini, pasar pabrik gula-gula meningkat hingga 6 miliar Lira. Untuk mencukupi kebutuhan penganan gula saat lebaran, pebisnis di Turki juga mengekspor beberapa produk senilai 2.2 miliar dolar.

Rupanya, tradisi penganan gula di Turki mendapatkan perhatian serius terkait dengan kesehatan tubuh. Pasalnya, kelebihan gula dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti diabetes. Organisasi kesehatan telah memperingatkan warga Turki agar lebih berhati-hati memilih produk penganan manis yang akan mereka konsumsi selama lebaran. Terlebih untuk produk dengan kaulitas pemanis rendah maupun berbahan pengawet.

Beberapa orang Turki memilih untuk membeli penganan gula manis dari penjaja makanan di pinggir jalan. Untuk itu, Persatuan Konsumen di Turki juga melakukan aksi peringatan agar produsen di Turki menyediakan produk penganan manis dengan kualitas bagus yang tidak membahayakan kesehatan.

WORLD BULLETIN | NURUL MAHMUDAH