TEMPO.CO, Morowali-Bentrok antar warga dua desa di Kecamatan Soyo Jaya, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah yang terjadi saat pawai malam takbiran, Rabu, 7 Agustus 2013, belum sepenuhnya reda. Aparat polisi diterjunkan ke lokasi untuk mencegah bentrok berlanjut.
Kepala Polisi Resor Morowali, Ajun Komisaris Besar Sudirman yang dihubungi Tempo, Jumat, 9 Agustus 2013, mengaku sedang dalam perjalanan menuju Soyo Jaya. “Saya sementara menuju kesana untuk memastikan keamanan di wilayah itu agar tidak meluas,” kata Sudirman.
Sehari setelah bentrokan, Kamis, 8 Agustus, satu peleton pasukan polisi sudah diterjunkan untuk mencegah meluasnya bentrokan.
Bentrok antar warga dipicu oleh penikaman terhadap Sahroni, 16 tahun, pemuda yang tinggal di desa Uebangke. Saat itu pawai takbir menyambut Idul Fitri di desa Panca Makmur. Tanpa jelas motifnya, Sahroni ditikam oleh pemuda dari desa Panca Makmur yang kemudian kabur. Teman pelaku penikaman Sahroni diamankan oleh Polisi Sektor Soyo Jaya.
Buntut dari peristiwa ini, dua pemuda desa Uebangke disandera oleh pemuda di Blok C desa Panca Makmur. Dalam penyanderaan ini, pemuda yang sekampung dengan Sahroni meminta agar pelaku diserahkan. Jika permintaan ditolak, mereka mengancam melakukan perlawanan terbuka. Ancaman ini membuat pemuda desa Panca Makmur bersiap-siap membebaskan rekan-rekannya.
Juru bicara Kepolisian Republik Indonesia, Brigadir Jenderal Ronnie F. Sompie mengatakan, kasus ini sedang dalam penanganan Polres Morowali. Polisi sudah mengupayakan pertemuan antar pimpinan kelompok pemuda dua desa dan sebagai mediator adalah Polsek Morowali. “Sekarang sudah dalam proses penyelesaian,” ujar Ronnie kepada Tempo, Jumat, 9 Agustus 2013.
AMAR BURASE | GALVAN YUDISTIRA