TEMPO.CO, Jakarta - Warga bantaran Sungai Pesanggrahan mengaku banjir pada lebaran tahun ini merupakan yang terbesar setelah jebolnya Situ Gintung 4 tahun lalu. Dalam luapan Pesanggrahan kemarin, Kamis, 8 Agustus 2013, ketinggian air mencapai 2,6 meter. "Airnya cepat sekali naik," kata Sudrajat, 58 tahun, Jum'at, 9 Agustus 2013.
Rumah Sudrajat tidak sampai 5 meter dari bibir Pesanggrahan. Rumahnya termasuk yang paling parah di antara rumah-rumah warga RW 05 yang terendam air dan lumpur. "Ini yang paling besar setelah jebolnya Situ Gintung dulu," ingat Sudrajat.
Dia kemudian menunjuk bekas genangan air yang hanya 2 sentimeter di bawah meteran PLN rumahnya. Sudrajat mengatakan, tanda yang ia bubuhkan pada 2009 lalu saat Situ Gintung ambrol hanya 10 sentimeter di bawah bekas genangan air. "Meterannya itu juga baru diganti setelah kejadian Situ Gintung," kata Sudrajat.
Pengakuan Sudrajat diamini oleh Ketua Posko Banjir RW 05 (2002-2009) Purjianto. Pria berusia 42 tahun itu mengaku RW-nya sempat membuat tanda terendah dan tertinggi di RW 05. "Berdasarkan tanda-tanda yang telah kita buat, ketinggian banjir kemarin mencapai 260 sentimeter," kata Purjianto. "Titik pengukuran tertinggi itu ada di wilayah RT 14 dan RW 15."
Purjianto mengaku, saking seringnya kampung mereka direndam luapan Pesanggrahan, warga seolah sudah pengalaman menghadapi banjir. Bahkan sejak 2002 mereka telah membuat Standar Operasional Prosedural (SOP) penanganan banjir. "Namun salinan SOP-nya raib sejak 2009. Cuma warga sudah paham semua," kata Purjianto.
Kendati RW 05 sudah punya SOP penanggulangan banjir, kelurahan Pondok Pinang secara resmi belum punya Kampung Siaga Bencana. Surat-surat kelengkapan pembentukan KSB sebetulnya sudah diajukan ke Kementrian Sosial, namun, kata Purjianto, belum ada lampu hijau dari lembaga pelaksana UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana tersebut.
Betapapun sudah terbiasa dengan banjir, warga RW 05 Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengaku juga tidak mau terus-terusan jadi langganan luapan Pesanggrahan. Menurut Purjianto, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta sebenarnya sudah sempat melakukan pengukuran di wilayahnya untuk keperluan normalisasi Sungai Pesanggrahan. Tapi belum ada tindak lanjut sampai akhirnya luapan Pesanggrahan membatalkan lebaran hari pertama warga RW 05.
Luapan Sungai Pesanggrahan yang terjadi pada Kamis, 8 Agustus 2013, itu mengakibatkan 709 warga dari 229 KK dan 5 RT di RW 05 harus mengungsi. Namun warga kini sudah kembali ke rumah masing-masing.
KHAIRUL ANAM