TEMPO.CO, Paris – Nama Hervé Falciani dikenal sebagai whistleblower di dunia perbankan internasional. Ia diburu oleh Biro Investigasi Swiss, dipenjara oleh pemerintah Spanyol dan pernah pula diculik oleh agen Mossad dari Israel. Apa sebenarnya yang dilakukan pria yang dijuluki ‘Snowden-nya Perbankan’ ini?. Rupanya Falciani telah mencuri data klien salah satu Institusi Keuangan paling rahasia, yakni Bank Swiss.
Falciani mengatakan, dirinya menghadapi resiko besar dan khawatir atas keselamatannya sehingga pemerintah Prancis menyediakan tiga bodyguards untuk menjaganya. “Aku lemah dan sendirian,” kata Falciani kepada New York Times pada 8 Agustus 2013.
Ia berkukuh bahwa perlindungan untuknya dibutuhkan karena ia telah mencuri sandi untuk mengurai data terenkripsi. Data kunci tersebut berupa lima keping compact disk yang berisi daftar 130 ribu nama pemilik akun. Data tersebut dipastikan menjadi sejarah kebocoran data terbesar yang pernah terjadi pada Bank Swiss yang terkenal paling rahasia di dunia.
Seperti dilansir New York Times, Falciani yang dulu bekerja sebagai teknisi komputer telah berada dalam pelarian sejak tahun 2008. Namun sebagai pelarian, Falciani tampak santai. “Ini perang ekonomi,” kata pria berusia 41 tahun yang pernah bekerja di HSBC ini.
“Di Swiss, sistem perbankannya sangat terorganisir. Bahkan mereka bisa menghindari regulasi dan hukum untuk mengelak dari kewajiban membayar pajak,” imbuh Falciani, yang saat diwawancara mengenakan kaos lengan pendek dan celana musim panas.
Beberapa kritikus mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan warga negara Prancis ini didasari atas uang, bukan nilai-nilai ideal. Data yang ia bocorkan–beberapa mengatakan Falciani menjualnya– sejak tahun 2008 silam mendatangkan malapetaka pada dunia perbankan.
Informasi dari Falciani membentuk dasar dari apa yang disebut ‘List Lagarde’. Akibatnya, politik di Yunani bergolak. Pasalnya rahasia terkuak bahwa para politikus Yunani menghindari kewajiban membayar pajak dengan cara menyembunyikan uang mereka di Bank Swiss.
NEW YORK TIMES | NURUL MAHMUDAH