TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai hari ini, Ahad, 11 Agustus, membongkar lapak pedagang kaki lima dan membersihkan lokasi yang kumuh di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Penertiban kali ini berlangsung lancar dan hanya satu-dua pedagang yang protes.
Sebanyak 713 personel gabungan dikerahkan, terdiri atas 200 orang dari Satuan Polisi Pamong Praja, 200 orang dari Dinas Kebersihan, 100 orang dari kepolisian, dan 100 orang dari TNI. Sisanya dari Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, dan Dinas Pertamanan.
Walikota Jakarta Pusat, Syaefullah, mengatakan penertiban dilakukan agar pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ini menjadi kawasan yang bersih, rapi, dan memberikan kemaslahatan untuk masyarakat luas. "Ini kita membangun supaya asas manfaatnya lebih besar lagi untuk orang banyak," kata Syaefullah di Jalan Kebon Jati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Ahad, 11 Agustus 2013.
Berdasarkan pantauan Tempo, pembongkaran lapak dan bangunan liar dilakukan di sepanjang Jalan KH Mas Mansyur, Jalan Kebon Jati, Jalan Jati Bundar, dan Jalan Jembatan Tinggi. "Ditanya dulu mana surat ijinnya. Kalau tidak ada ya dibongkar, tapi dengan cara halus," ujar dia.
Syaefullah mengatakan, setelah seluruh lapak dan bangunan liar dibongkar, badan jalanannya langsung dibersihkan dengan cara disemprot menggunakan air. Setelah itu, TNI membantu mengecat pembatas jalan. Di sepanjang jalan tersebut juga diberi tanaman-tanaman.
"Ya ini untuk penghijauan, dicat juga. Nanti pas tanggal 17 Agustus, biar kelihatan lebih bersih dan cantik," ujar Syaefulloh yang memakai hem lengan panjang berwarna putih tersebut.
Setelah pembongkaran hari ini, kata dia, besok dilakukan penjagaan di lokasi agar para pedagang tidak mencoba mencuri-curi kesempatan membuka lapaknya. "Besok tetap ada 100 personel yang jaga dan ada law enforcement bagi yang melanggar," kata Syaefullah.
LINDA TRIANITA