TEMPO.CO, Jakarta - Banyaknya sentimen positif dari regional mampu mengangkat posisi indeks setelah mengalami koreksi pada hari pertama setelah libur Lebaran.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hingga penutupan sesi pertama menguat 19 poin ke level 4.616,93.
Analis dari BNI Securities, Ankga Adiwirasta menyatakan perbaikan data output industri Cina berhasil mendorong ekspektasi positif pelaku pasar. "Pertumbuhan kuantitas ekspor Cina menjadi 5,1 persen dan impor menjadi 10,9 persen pada bulan Juli menumbuhkan harapan peningkatan ekspor bahan baku ke Negeri Tirai Bambu."
Karena itu, pelaku pasar kemudian percaya bahwa kenaikan yang terjadi pada saham-saham sektor pertambangan dan komoditas nantinya juga akan berimbas pada sektor ekonomi yang lain.
Bursa Asia juga terdorong oleh adanya kabar dari Jepang, di mana Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berencana melakukan kebijakan pemotongan pajak. Hal ini direspons positif oleh investor,yang tercermin dari melesatnya indeks Nikkei 225 hingga 304 poin (2,25 persen).
Di sisi lain, rilis data Federal Budget Balance Amerika Serikat (AS) menunjukkan defisit yang semakin membesar. Selisih antara laba pemerintah federal AS dan pengeluaran hingga bulan Juli tercatat minus sebesar US$ 97,6 miliar. "Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa bank sentral tidak jadi memperlambat stimulusnya," ujar Ankga.
Saham yang berpindah tangan hingga siang ini mencapai 1,9 miliar lembar saham senilai Rp 2,3 triliun dengan frekuensi 68 ribu kali transaksi. Asing mencatat penjualan bersih sebesar Rp 83 miliar.
PDAT | MEGEL JEKSON