TEMPO.CO, Surabaya - Politikus senior Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lily Wahid ragu seluruh suara Muslimah Nahdlatul Ulama (NU) akan diberikan untuk calon gubernur Khofifah Indar Parawansa-Herman Suryadi Sumawiredja. "Tidak semua Muslimat NU mendukung Khofifah," ujar Lily, Rabu 14 Agustus 2013.
Menurut mantan wakil ketua Dewan Syuro PKB ini, banyak kiai yang memberikan dukungannya ke Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa). Sehingga isterinya yang biasanya bergabung dengan Muslimat NU, kata dia, juga akan mengikuti suami mereka. Ia memperkirakan perbandingan suara Muslimat NU ke KarSa dan Khofifah bisa 50:50.
Lily juga memperingatkan sang kakak Salahuddin Wahid agar tidak melibatkan pondok pesantren Tebu Ireng yang diasuhnya dalam politik praktis. Menurutnya, alumni pesantren ini berhak memiliki pilihan politik masing-masing. Jangan sampai karena keberadaan Gus Sholah sebagai pendukung Khofifah lantas diikuti oleh alumni Tebu Ireng. "Toh tidak jaminan semua Muslimat NU dan alumni Tebu Ireng ke Khofifah," ujarnya.
Diakui Lily, perpecahan memang nampak di tubuh PKB maupun NU. Seperti yang terlihat di Pemilu gubernur kali ini, dimana Dewan Syuro PKB mendukung KarSa, dan Dewan Tanfidz PKB mendukung Khofifah. Menurut Lily, pemilik massa adalah kiai dan bukan Dewan Tanfidz.
Meski menjadi juru kampanye KarSa, namun Lily tidak akan memaksakan pilihan politiknya kepada para Gusdurian-sebutan untuk pengikut Gus Dur. "Saya tidak bisa mengklaim apa-apa. Biarlah mereka yang menentukan," kata adik kandung almarhum Gus Dur ini.
Keputusan Lily mendukung KarSa diharapkan bisa memotivasi Muslimat NU dan massa mengambang yang ingin memberikan pilihan kepada pasangan calon lain di luar yang ditentukan PKB.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Topik Terhangat
Suap SKK Migas | Sisca Yofie | FPI Bentrok | Arus Balik Lebaran | Konvensi Partai Demokrat
Berita Lain
Lamongan Kembali Memanas
Polda: 1.237 TPS di Jawa Timur Sangat Rawan
Pendaki Merapi Asal Rusia Masih Hilang