TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Erani Yustika, mengatakan penataan pedagang kaki lima di Jakarta butuh waktu panjang. “Butuh waktu dan konsistensi, paling cepat baru selesai dalam lima tahun,” ujar Erani kepada Tempo Selasa 13 Agustus 2013.
Waktu sepanjang itu dibutuhkan akibat masalah PKL di Jakarta yang terbilang kompleks. Tidak cukup bagi pemerintah hanya menertibkan PKL di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pasar-pasar lain pun masih menjadi momok, seperti Pasar Minggu, Pasar Gembrong, dan Pasar Jatinegara.
Selain tersebar, jumlah pekerja sektor informal seperti PKL ini pun sangat besar yakni mencakup 62 persen dari seluruh tenaga kerja di Jakarta. “Timbulnya PKL karena kegagalan pemerintah menciptakan lapangan kerja formal,” kata Erani.
Setelah menertibkan, kata dia, pemerintah juga harus melakukan pembinaan sehingga pendapatan pedagang kembali stabil. Pembeli juga harus diedukasi untuk menghilangkan kebiasaan mereka berbelanja dari atas kendaraan di pinggir jalan. “Ini tanggung jawab SKPD (satuan kerja perangkat daerah) dan polisi lalu lintas dalam memberi sanksi tegas,” kata Erani.
ATMI PERTIWI
Berita Terpopuler:
Suap Rudi Rubiandini Pecahkan Rekor Tangkap Tangan
Dianggap Menghina Gereja, Fesbuker Diperiksa Polda
Ini Sebab Sisca Yofie Marahi Kompol Albertus Eko
Ini Hasil Pemeriksaan Eks Pacar Sisca Yofie
Rudi Rubiandini, dari Kampus, Golf, ke Tahanan KPK
Mantan Wamen Rudi Rubiandini Ditangkap Tangan KPK