TEMPO.CO, Nijmegen - Dokter bedah di Rumah Sakit Dutch Radboud University, Nijmegen, Belanda, menggunakan Google Glass dalam operasi rahang. Langkah ini memungkinkan mahasiswa kedokteran mengikuti proses bedah dari sudut pandang dokter.
Dilansir dari Xinhua, Jumat, 16 Agustus 2013, pihak rumah sakit mengatakan tujuan dari eksperimen ini adalah untuk melihat apakah perangkat mata itu mempunyai nilai tambah bagi mahasiswa dibandingkan dengan penggunaan kamera observasi tradisional.
Baca Juga:
Hasilnya, rumah sakit menyambut antusias hasil eksperimen tersebut. "Kualitas gambar bahkan terkadang lebih baik dibanding ketika Anda menggunakan kamera observasi tradisional. Ini menawarkan banyak kemungkinan," kata kepala humas rumah sakit, Marloes de Vink.
De Vink mengatakan keuntungan lain Google Glass adalah, "kolega dokter di seluruh dunia bisa menyaksikan operasi melalui Skype dalam kasus dibutuhkannya petunjuk ekstra."
Meskipun demikian, menurut pihak rumah sakit, ada hal juga yang perlu ditingkatkan. Rekaman yang dikumpulkan Google Glass terkadang melompat ketika pembedah berjalan. Juga, kuatnya cahaya di ruang bedah punya efek negatif pada kualitas gambar.
Pihak rumah sakit mengatakan ini adalah kali pertama penggunaan Google Glass dalam merekam proses operasi. Rumah sakit berencana melakukan riset lebih lanjut pada penggunaan potensial Google Glass dalam perawatan kesehatan. Sistem ini juga bisa digunakan oleh staf perawat rumah sehingga dokter bisa menilai keadaan pasien dari jarak jauh.
XINHIA | AMIRULLAH
Topik terhangat:
Suap SKK Migas | Sisca Yofie | Rusuh Mesir | Arus Balik Lebaran
Berita lainnya:
Daftar Konser Akhir Tahun di Jakarta
Karyawati Dijambret di Palmerah
6 Selebriti dengan Masa Pernikahan Tersingkat
Mengapa Rumah Tipe 21 Kurang Peminat