TEMPO.CO, Jakarta - Setelah kasus penembakan anggota Kepolisian Sektor Pondok Aren Ajun Inspektur Dua Kus Hendratma dan Brigadir Perwira Dua Ahmad Maulana di Pondok Aren, Tangerang Selatan pada Jumat, 16 Agustus semalam, polisi menggelar operasi di perbatasan. Salah satunya adalah di Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat.
"Hal ini untuk antisipasi dan pencegatan pelaku penembakan anggota polisi di Pondok Aren," kata juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto pada Sabtu, 17 Agustus 2013.
Ada 65 personel yang diturunkan dalam operasi yang dilaksanakan dari pukul 23.30 WIB hingga 01.15 WIB dinihari. Dalam operasi tersebut, berhasil disita sebilah senjata tajam jenis pisau panjang sekitar 20 sentimeter, air softgun, korek api berbentuk pistol, dan mobil Xenia dengan nomor polisi B 8499 MZ. Bahkan, sempat terjadi pengejaran terhadap mobil Xenia tersebut.
Rikwanto menceritakan, awalnya sekitar pukul 00.45 WIB dinihari, anggota polisi mencoba memberhentikan mobil Xenia tersebut dan Honda Jazz warna perak. Bukannya berhenti, dua mobil ini malah mencoba menabrak anggota dan kabur.
Anggota pun melepaskan tembakan peringatan ke atas dan mengejar dua mobil ini. Sayang mobil Honda Jazz kabur dan polisi hanya menangkap mobil Xenia yang dikendarai oleh James Peea, warga Sukamaju, Depok. Di dalam mobil tersebut ada tiga penumpang lainnya.
Setelah dilakukan penggeledahan, dari dalam mobil tersebut ditemukan sebuah korek api berbentuk pistol, sebuah borgol, dan sarung pistol. Setelah dilakukan pemeriksaan juga terungkap bahwa Honda Jazz yang kabur adalah kawan mereka yang seorang penagih utang. "Mereka mengaku habis main billiard di depan ITC Depok," ujar Rikwanto. Saat ini mereka masih diperiksa di Polres Kota Depok.
Sedangkan air softgun yang disita adalah milik Sopian, warga Kampung Leuwisadeng, Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Dia adalah anggota sebuah perkumpulan menembak dan memiliki izin resmi kepemilikan senjata tersebut.
Rikwanto mengatakan, meski beberapa kasus penembakan terjadi di perbatasan, tapi polisi tidak akan meningkatkan status penjagaan. Hanya memang akan ada operasi rutin. Menurut dia, masyarakat diminta tenang dan tidak terpancing aksi teror ini.
SYAILENDRA