TEMPO.CO , Jakarta:Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kenegaraannya di Kompleks Parlemen Senayan menjamin perlindungan negara terhadap kelompok minoritas. Menurut Yudhoyono, prinsip kebangsaan yang Indonesia anut tidak membedakan kepercayaan, kelompok, agama dan indentitas lain.
"Seluruh WNI, apapun latar belakangnya, harkat dan kehormatannya sama," kata SBY, Jumat, 16 Agustus 2013. Ia mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk merawat dan menjaga kemajemukan yang ada.
Baca Juga:
Konstitusi negara, kata SBY, menjamin kebebasan beribadah seluruh agama dan kepercayaan. Ia melarang suatu kelompok memaksakan kepercayaannya terhadap kelompok atau individu lain. Apalagi dengan intimidasi, ancaman dan kekerasan.
SBY mendorong tumbuhnya toleransi dengan semangat untuk menghormati perbedaan dengan saling kerja sama antar kelompok meskipun terdapat perbedaan satu sama lain. Yudhoyono kemudian menyampaikan rasa prihatin dengan terjadinya insiden intoleransi yang disertai kekerasan. "Sebenarya itu dapat dicegah jika kita semua mengedepankan dialog," kata dia.
Insiden tersebut, menurut SBY, juga dapat dicegah jika seluruh pemimpin dan tokoh Indonesia peduli dan ambil tanggung jawab bersama. "Kita tidak mungkin hapus perbedaan, itu adalah ciri masyarakat majemuk," kata dia. Yang perlu dilakukan, kata SBY, adalah mencegah konflik yang berujung kekerasan.
Beberapa kasus intoleransi di masyarakat sepanjang tahun ini masih terjadi. Salah satunya adalah kasus warga Syiah di Sampang, Jawa Timur. Hingga kini, warga Syiah tak bisa kembali ke kampung halamannya di Dusun Nangkernang Desa Karang Gayam, Sampang setelah sebelumnya diusir oleh warga mayoritas di sana.
TRI ARTINING PUTRI|JULI
Topik terhangat:
Suap SKK Migas | Sisca Yofie | Rusuh Mesir | Arus Balik Lebaran
Berita lainnya:
Daftar Konser Akhir Tahun di Jakarta
Karyawati Dijambret di Palmerah
6 Selebriti dengan Masa Pernikahan Tersingkat
Mengapa Rumah Tipe 21 Kurang Peminat