TEMPO.CO, Washington - Beberapa pihak menyatakan penghentian bantuan tahunan dari Amerika Serikat pada Mesir tak sesederhana yang dibayangkan. Menurut mereka, justru penghentian bantuan akan merugikan AS dan menimbulkan "biaya tinggi" bagi kedua negara.
Presiden Barack Obama memutuskan pada hari Kamis bahwa kerja sama normal dengan Kairo tidak bisa dilanjutkan. Ia juga mengumumkan pembatalan latihan militer dengan Mesir bulan depan.
Di antara pihak yang keberatan dengan putusan ini adalah kalangan pengusaha. Perusahaan seperti Lockheed Martin dan General Dynamics, yang membangun perangkat keras militer bagi Mesir, akan terpengaruh oleh keputusan ini.
Sejak tahun 1979, usai menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel, Mesir menjadi penerima terbesar kedua bantuan luar negeri AS setelah Israel. Menurut data Congressional Research Service, sampai 2011, bantuan Amerika ke Kairo sebesar US$ 71,6 miliar.
Beberapa tahun terakhir, AS secara rutin menggelontorkan dana US$ 1,55 miliar per tahun. Dari nilai itu, US$ 1,3 miliar adalah dalam bentuk bantuan militer, yang pada akhirnya akan berpulang ke AS karena digunakan untuk pembelian seperti tank dan pesawat dari negara adidaya itu.
"Sebagian besar bantuan militer untuk Mesir ditangkap kembali oleh industri pertahanan AS yang menyediakan platform, pemeliharaan, dan suku cadang ke Mesir," kata Jeffrey Martini, seorang analis Timur Tengah di lembaga think tank Rand Corporation.
Mesir, katanya, akan terpengaruh, tetapi tak terlalu besar atas pengurangan bantuan. "Namun, kontraktor pertahanan AS juga akan kehilangan klien," kata Martini.
Hal lain adalah terkait utang Mesir yang dicicil dengan bantuan itu. Bak memegang kartu kredit, Mesir leluasa berbelanja senjata ke AS dengan cara mencicil. Pentagon menolak untuk membahas jumlahnya, tetapi analis mengatakan angkanya mencapai setidaknya US$ 2 miliar.
"Mesir telah menggunakan 'kartu kredit' baru-baru ini membeli sebuah skuadron tambahan F-16 (pesawat tempur) dan batch tambahan M1A1 (tank)," kata Robert Springborg, seorang profesor urusan keamanan nasional di Naval Postgraduate School di Monterey, California.
Pemotongan bantuan militer ke Mesir juga akan menyebabkan beberapa perusahaan pertahanan AS harus kerja ekstra mencari klien baru. Joel Johnson, seorang analis Teal Group, mengatakan hal itu bisa menyebabkan PHK di Lima, Ohio. Di kota ini, General Dynamics Corp sedang membangun pabrik untuk meng-upgrade 125 tank M1A1 yang dibeli Mesir.
Pemotongan bantuan, kata Johnson, juga akan memukul pemasok menengah yang menyediakan komponen untuk tank, yang sering lebih rentan dari kontraktor utama. Seorang pejabat industri mengatakan sekitar 500 pemasok bisa terdampak.
General Dynamics memenangkan kontrak tank senilai US$ 395 juta pada tahun 2011. Mereka menyiapkan lambung dan berbagai bagian sebelum dikapalkan ke Mesir untuk perakitan akhir. Namun, juru bicara perusahaan, Rob Doolittle, menolak untuk mengomentari kemungkinan dampak keputusan terhadap pemesanan tank oleh Mesir.
Sedangkan Lockheed Martin berada di bawah kontrak untuk memasok 20 unit F-16 ke Mesir dengan biaya US$ 776 juta. Juru bicara Ken Ross mengatakan, 14 unit dari pesawat pesanan itu telah dikirim 30 Juni lalu.
REUTERS | TRIP B