TEMPO.CO, Ambon - Pencanangan pemindahan ibu kota Provinsi Maluku dari Ambon ke Makariki, Maluku Tengah, direncanakan pada 24 Agustus mendatang. Hal itu disampaikan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu pada sidang paripurna istimewa DPRD Maluku, untuk memperingati HUT ke-68 Provinsi Maluku, Senin, 19 Agustus 2013.
Menurut Karel, kondisi Kota Ambon saat ini tidak lagi memadai sebagai ibu kota Provinsi Maluku, terutama karena kondisi geografisnya. “Walau demikian, kepentingan Ambon tidak akan diabaikan,” kata Karel Albert Ralahalu.
Pernyataan Gubernur Maluku tersebut mendapat reaksi keras dari para anggota DPRD Maluku. Ada empat orang yang langsung interupsi ketika Ketua DPRD Maluku memberikan sambutannya, gara-gara informasi akan dipindahkannya ibu kota Maluku.
“Sampai saat ini kan DPRD belum mengeluarkan rekomendasi terkait pemindahan ibu kota provinsi,” ujar Melkias Serdekut, dari Fraksi PDI Perjuangan.
Sedangkan Bupati Seram Bagian Barat, Yacobus F. Puttileihalat, menolak jika ibu kota Maluku, dipindahkan ke Pulau Seram. Alasannya, Gubernur Maluku hingga saat ini belum pernah melakukan pertemuan dengan para bupati dan wali kota yang ada di Maluku. “Boleh saja dipindahkan ke Seram, tapi nama provinsinya berubah dengan Provinsi Nusa Ina,” ujar Puttileihalat.
Menurut Bupati, masyarakat Pulau Seram belum tentu mau menerima. Warga Kota Ambon juga belum tentu bersedia ibu kota Provinsi Maluku dipindahkan dari Ambon ke Pulau Seram.
MOCHTAR TOUWE