TEMPO.CO, Jakarta - Ekspor produk kerajinan Indonesia pada 2012 tercatat mencapai US$ 696,1 juta. Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Gusmardi Bustami, ekspor kerajinan Indonesia didominasi produk rambut dan bulu mata palsu. Tak tanggung-tanggung, kedua produk yang banyak diproduksi di Jawa Timur ini menyumbang 30 persen dari total ekspor produk kerajinan tangan.
"Pasarnya paling banyak ke Amerika Serikat dan Eropa," kata Gusmardi, Senin, 19 Agustus 2013.
Pertumbuhan ekspor produk kerajinan sendiri, kata Gusmardi, mencapai 6 persen dalam tiga tahun terakhir. Meski tahun ini, hingga Mei, baru tercatat sebesar US$ 284,6 juta atau hanya naik 1,55 persen dibandingkan periode yang sama dengan tahun lalu.
"Pada 2012, pasar tujuan ekspor produk kerajinan tangan terbesar Indonesia adalah Amerika Serikat dengan nilai US$ 301,6 juta; Jepang US$ 81,7 juta; Inggris US$ 35 juta; Jerman US$ 25,7 juta; dan Australia US$ 23,5 juta."
Untuk meningkatkan ekspor produk kreatif ini, pemerintah terus mendukung kegiatan promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha. Termasuk dengan menggelar pameran kerajinan "Crafina" pada 20-24 November 2013 di Hall A dan B Jakarta Convention Center. Dalam pameran di area seluas 10 ribu meter persegi itu, Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia, sebagai penyelenggara, menargetkan kunjungan 36 ribu orang dengan transaksi dan kontrak senilai Rp 20 miliar.
PINGIT ARIA
Terhangat:
Ahok vs Lulung | Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Sisca Yofie
Berita Populer:
Lulung: Saya Meludah Saja Jadi Duit
Gerak-gerik Rudi Sudah Diawasi Sejak Mei
Membandel, Tujuh PKL Tanah Abang Kena Sanksi