TEMPO.CO, Brussel - Uni Eropa akan meninjau kembali bantuan ke Mesir, setelah terjadi aksi berdarah menyusul digulingkannya Presiden Muhamad Mursi oleh militer pada 3 Juli 2013.
Sebelumnya, Uni Eropa berjanji akan memberikan bantuan keuangan sebesar 5 juta euro (sekitar Rp 70 miliar). Namun niat itu diurungkan setelah terjadi huru hara mematikan di Negeri Piramida itu.
Seperti dilaporkan kantor berita AFP, selain membatalkan bantuan, para pejabat tinggi Uni Eropa pada Senin, 19 Agustus 2013, pukul 08.00 GMT ini menggelar pertemuan darurat di Brussel untuk membahas krisis Mesir.
"Meningkatnya kekerasan di Mesir bakal menimbulkan konsekuensi yang sulit diprediksi," ujar Herman Van Rompuy, Presiden Dewan Eropa.
Keterangan itu disambung dengan pernyataan Presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barroso, yang menyerukan kepada Angkatan Bersenjata Mesir dan pemerintahan sementara agar menahan diri dari kekerasan, memulai dialog, dan mematuhi proses demokrasi.
"Bersama dengan sejumlah negara-negara anggota, Uni Eropa dalam beberapa hari mendatang akan meninjau kembali hubungannya dengan Mesir," kata Van Rompuy dan Barroso, seperti dikutip AFP.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Topik Terhangat:
Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Sisca Yofie | Konvensi Partai Demokrat | Rusuh Mesir
Berita Terpopuler:
Lulung: Saya Meludah Saja Jadi Duit
Publik Lebih Suka Penentuan Ramadan Zaman Soeharto
Gerak-gerik Rudi Sudah Diawasi Sejak Mei
Jokowi Dandan Warok Ponorogo Demi Bambang DH
Membandel, Tujuh PKL Tanah Abang Kena Sanksi