TEMPO.CO, Kediri - Meski tak banyak mendapatkan apresiasi saat berkampanye, pasangan Eggi Sudjana-Mochamad Sihat mengaku memiliki pemilih potensial. Dia berharap bisa diperhitungkan dalam pemilihan gubernur, meski tak memiliki konstituen yang jelas.
Eggi Sudjana mengatakan para pemilih yang diincarnya tersegmentasi dalam tiga kelompok. Mereka adalah konstituen partai yang sakit hati pada lembaganya, kelompok akademisi dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang melek secara politik, serta golongan tidak memilih alias golput. "Kelompok terakhir inilah yang paling berpotensi," katanya di sela-sela berkampanye di Kediri, Selasa, 20 Agustus 2013.
Mengacu pada pelaksanaan pemilihan gubernur lalu, jumlah golput di Jawa Timur, menurut Eggi, mencapai 40 persen. Mereka adalah orang-orang yang tidak lagi mempercayai para politikus dan partai politik. Satu-satunya calon pemimpin alternatif yang bebas dari kepentingan partai adalah calon independen. Eggi sangat yakin massa golput ini akan memilih dirinya.
Demikian pula dengan para akademisi di kampus serta LSM. Mereka dianggap lebih melek secara politik dan bisa menilai kapasitas calon pemimpin secara obyektif. Kelompok ini juga tidak lagi mempercayai para politikus parpol yang dianggap obral janji belaka.
Sedangkan kelompok ketiga yang dibidik Eggi adalah para simpatisan dan kader partai yang sakit hati pada kebijakan organisasinya. Dia yakin jumlah kelompok ini masih sangat besar di Indonesia, khususnya Jawa Timur. Eggi kemudian mencontohkan, survei pemilih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari Partai Demokrat, yang dulu mencapai 20 persen kini tinggal 6-7 persen, menjadi bukti banyaknya pemilih yang sakit hati dan tidak percaya pada partai politik.
Namun demikian, Eggi mengakui bahwa dia tidak memiliki konstituen yang jelas di tiap daerah. Hal ini berbeda dengan calon dari partai yang jelas-jelas memiliki massa. Karena itu, wajar jika di beberapa tempat pelaksanaan kampanyenya tak banyak orang yang datang. Dia hanya menargetkan masyarakat tahu dan mengerti bahwa ada calon lain dari luar partai yang mengikuti pemilihan gubernur ini. "Jadi bukan soal sepi tidaknya massa kampanye," katanya.
HARI TRI WASONO
Berita Terpopuler:
Bumi Akan Dihujani Debu Kosmik Selama 3 Bulan
Ditanyai Soal Konvensi, Sri Mulyani Senyum-senyum
Pidato SBY Dinilai 'Menjerumuskan' IHSG
Suap Rudi Kiriman Singapura? Simon Tersenyum
Ahok: Jakarta Lebih Cocok untuk Jasa-Perdagangan