Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Djadja Suparman Dituntut 3 Tahun Penjara  

image-gnews
Mantan Pangdam Brawijaya Letnan Jenderal (Purnawirawan) Djaja Suparman. Tempo/Kukuh Setyo Wibowo/Istimewa
Mantan Pangdam Brawijaya Letnan Jenderal (Purnawirawan) Djaja Suparman. Tempo/Kukuh Setyo Wibowo/Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya - Bekas Panglima Daerah Militer V/Brawijaya, Letnan Jenderal (Purnawirawan) Djadja Suparman, dituntut hukuman 3 tahun penjara, denda Rp 1 miliar subsider 3 bulan kurungan dalam sidang di Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 20 Agustus 2013. Djadja juga diminta membayar uang pengganti kerugian negara sebesar Rp 13,2 miliar.

Oditur Militer Tinggi Letnan Jenderal Sumartono menyatakan, bekas Pangdam Jaya dan Panglima Kostrad itu terbukti melanggar dakwaan primer Pasal 1 ayat (1) huruf a jo Pasal 28 Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Djadja dinilai bersalah dalam perkara ruislag tanah milik Kodam Brawijaya seluas 8,82 hektare di Dukuh Menanggal, Surabaya, kepada operator jalan tol simpang susun Waru-Tanjung Perak, PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP), pada 1998 silam.

Menurut oditur, untuk membebaskan lahan itu, PT CMNP menyerahkan uang sebesar Rp 17,6 miliar kepada Djadja. Namun, berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan, Rp 13,2 miliar di antaranya tidak bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya. "Perbuatan terdakwa merugikan keuangan negara dan merugikan Tentara Nasional Indonesia," kata Sumartono dalam sidang yang dipimpin ketua majelis hakim Letnan Jenderal Hidayat Manao.

Adapun selebihnya dipakai Djadja untuk merenovasi lantai III Markas Kodam Brawijaya, merehab Markas Batalyon Kompi C Tuban, membangun gedung perwakilan Kodam Brawijaya di Jakarta, merehab gedung Persit, merenovasi kantor Yayasan Kartika Jaya, serta membangun dan memasang pagar Balai Kartika. Oditur juga menyebutkan peran seseorang bernama Dwi Putranto sebagai perantara penyerahan uang dari petinggi PT CMNP, Bambang Suroso, kepada Djadja.

Namun, keterangan sejumlah saksi terhadap sosok Dwi, termasuk kesaksian ajudan Djadja, berbeda satu sama lain.
Dwi digambarkan berperawakan tinggi besar dan berambut cepak oleh seorang saksi di lingkungan Kodam V. Namun saksi lain menyebutkan sosok Dwi berpostur pendek dan berperawakan kekar. Saksi lain menyebutkan Dwi berperawakan atletis, perlente, dan berkulit putih. "Saksi lain pernah melihat dia sering datang ke rumah dinas terdakwa mengendarai sedan Opel Blazer berpelat nomor L," kata Sumarsono.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seusai sidang, Djadja menyatakan tidak puas terhadap tuntutan oditur. Menurut dia, dalam jawaban oditur pada sidang sebelumnya telah dinyatakan bahwa dirinya tidak pernah melepaskan tanah Kodam ke PT CNMP, baik secara hibah maupun ruislag. Sebab, sertifikat tanah sampai saat ini masih di Kodam. Dan hingga Djadja pindah, pembangunan jalan tol belum dimulai. "Namun, dalam tuntutan oditur, masalah itu, kok, tidak dijadikan pertimbangan meringankan saya, bahkan tidak disinggung," kata perwira yang pernah menjabat Dansesko TNI dan Irjen TNI itu.

Djadja juga mengaku heran dirinya dianggap korupsi. Sebab, kata dia, dalam kesaksian seorang auditor BPK pada sidang sebelumnya, telah disebutkan bahwa tidak ada unsur kerugian negara dalam perkara itu. "Dwi Putranto dan Bambang Suroso yang disebut-sebut dalam penyerahan uang belum pernah diperiksa ataupun dihadirkan di persidangan, tapi mengapa, kok, oditur menyimpulkan saya bersalah," ujar Djadja.

KUKUH S WIBOWO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

16 Januari 2024

Sejumlah Taruna Akademi TNI Akmil, AAU dan AAL melakukan kirab drumband Akademi TNI di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad, 21 Agustus 2022. Kirab tersebut diselenggarakan dalam rangka memeriahkan HUT ke-77 Kemerdekaan RI. ANTARA/Muhammad Adimaja
Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

pendaftaran online Akademi Militer atau Akmil akan dibuka pada 1 Februari 2024


Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

23 Juli 2018

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono memimpin upacara serah-terima jabatan Pangkostrad, tiga pejabat Pangdam, Dankodiklatad  dan  pejabat  Asisten Logistik Kasad di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta, Senin, 23 Juli 2018. | Humas TNI AD
Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal M. Sabrar menjelaskan soal pengangkatan menantu AM Hendropriyono, Andika Perkasa menjadi Pangkostrad.


TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

23 Juli 2018

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono memimpin upacara serah-terima jabatan Pangkostrad, tiga pejabat Pangdam, Dankodiklatad dan pejabat Asisten Logistik Kasad di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta, Senin, 23 Juli 2018. | Humas TNI AD
TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

Serah terima jabatan itu, kata KASAD Jenderal Mulyono, untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan dan penyegaran di tubuh TNI AD.


3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

22 Juli 2018

Letnan Dua Corps Penerbang (Cpn) Puspita Ladiba, Feny Avisha dan Tri Ramadhani, tiga calon pilot perempuan pertama di lingkungan TNI AD di Pusat Pendidikan Penerbang AD, Pangkalan Udara TNI AD Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Jumat, 20 Juli 2018. TEMPO/M Rosseno Aji
3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

Tiga orang Letnan Dua Cpn, Puspita Ladiba, Feny Avisha dan Tri Ramadhani akan menjadi juru terbang perempuan pertama di lingkungan TNI AD.


Cerita Prajurit TNI Berlatih Menerbangkan Helikopter Apache

22 Juli 2018

Helikopter serang buatan Boeing, Apache AH-64D sangat terkenal kecanggihan dan kemampuannya. Apache membawa rudal udara ke permukaan Hellfire dan roket Hydra 70 untuk menghancurkan target-target di darat.Apache juga dapat membawa rudal udara ke udara Stinger, AIM-9 Sidewinder, Mistral, dan Sidearm. wikipedia.org
Cerita Prajurit TNI Berlatih Menerbangkan Helikopter Apache

Letnan Satu Cpn Alexius Darma menceritakan pengalamannya berlatih menerbangkan Helikopter Apache AH-64E tanpa melihat.


TNI AD Siapkan 58 Teknisi untuk Rawat Helikopter Apache

22 Juli 2018

Delapan Helikopter Apache AH 64E diserahkan kepada TNI di Pangkalan Udara TNI AD Ahmad Yani Semarang, 16 Mei 2018. Heli ini untuk memperkuat alat utama sistem pertahanan Angkatan Darat. TEMPO/Budi Purwanto
TNI AD Siapkan 58 Teknisi untuk Rawat Helikopter Apache

Para teknisi belajar mengenai seluk beluk helikopter Apache selama 6 sampai 8 bulan di Amerika Serikat.


Mengintip Kandang 8 Helikopter Apache TNI AD di Semarang

21 Juli 2018

Dua prajurit TNI AD berada di dekat helikopter Apache AH-64E, di Lanumad Ahmad Yani, Semarang, 16 Mei 2018. Kementerian Pertahanan secara resmi menyerahkan delapan unit helikopter Apache AH-64E kepada Panglima TNI. ANTARA/R. Rekotomo
Mengintip Kandang 8 Helikopter Apache TNI AD di Semarang

TNI AD mengandangkan delapan Helikopter Apache AH-64E terbarunya di Skuadron 11/Serbu, Pangkalan Udara TNI AD Ahmad Yani.


Penerbang TNI AD Punya Kualifikasi Terbangkan Helikopter Apache

21 Juli 2018

Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu menyiram air kembang pada Helikopter Apache AH 64E di Skadron 11 Lanumad Ahmad Yani, Semarang, 16 Mei 2018.  Helikopter ini harganya sekitar USD 41 juta (Rp. 576,7 miliar) per unit. TEMPO/Budi Purwanto
Penerbang TNI AD Punya Kualifikasi Terbangkan Helikopter Apache

Penerbang TNI AD yang telah menjalani pelatihan di Amerika selama 10 bulan sudah punya kemampuan menerbangkan Helikopter Apache.


Begini Kecanggihan Helm Helikopter Apache Milik TNI AD

21 Juli 2018

Menhan Ryamizard Ryacudu (kanan) secara simbolis menyerahkan delapan unit helikopter Apache AH-64E kepada Aslog Panglima TNI Laksda TNI Bambang Nariyono, di Lanumad Ahmad Yani, Semarang, 16 Mei 2018. ANTARA/R. Rekotomo
Begini Kecanggihan Helm Helikopter Apache Milik TNI AD

Dibandrol dengan harga Rp 500 juta, helm pilot Helikopter Apache memiliki teknologi mutakhir. Apa saja?


Satu Helikopter Apache Rp 500 Miliar, Berapa Harga Helmnya?

21 Juli 2018

Helikopter Apache AH-64 menembakkan flare saat latihan militer Han Kuang, yang mensimulasikan Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) yang menyerang pulau itu, di Pangkalan Udara Ching Chuan Kang, Taichung, Taiwan, Kamis, 7 Juni 2018. REUTERS/Tyrone Siu
Satu Helikopter Apache Rp 500 Miliar, Berapa Harga Helmnya?

Kecanggihan helikopter Apache AH 64 milik TNI Angkatan Darat tidak hanya terletak pada unitnya. Helmnya pun canggih.