TEMPO.CO, Surakarta - Mulai 1 September 2013, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta menurunkan harga tiket kereta ekonomi AC jarak jauh. Kereta tersebut yaitu kereta Bengawan relasi Stasiun Solo Jebres-Tanjung Priok, kereta Progo dari Stasiun Lempuyangan ke Stasiun Pasar Senen, dan kereta Sritanjung relasi Stasiun Lempuyangan-Banyuwangi.
Manajer humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta, Sumarsono, mengatakan pemangkasan harga tiket berdasarkan kesepakatan antara PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. "Ada PSO (public service obligation) untuk subsidi. Sehingga masyarakat menengah ke bawah dapat menikmati layanan transportasi yang murah dan nyaman," katanya, Selasa, 20 Agustus 2013.
Besaran penurunan harga tiket bervariasi, antara 30-50 persen dari harga sekarang, tergantung jarak tempuh masing-masing kereta. Untuk kereta Bengawan, Progo, dan Sritanjung tarifnya turun, dari semula Rp 90 ribu menjadi Rp 50 ribu.
Kereta Bengawan berangkat dari Stasiun Solo Jebres pukul 15.30, kereta Progo dari Stasiun Lempuyangan Yogyakarta pukul 15.30, dan kereta Sritanjung dari Stasiun Lempuyangan pukul 07.45. "Semua kereta ekonomi dilengkapi penyejuk udara," ujarnya.
Meski tarif baru berlaku mulai 1 September 2013, dia mengatakan, pembeliannya bisa dilakukan sejak 90 hari sebelumnya. "Jadi, bagi masyarakat yang beli pada 5 Juli 2013 untuk keberangkatan 1 September, akan dikenakan tarif baru," katanya.
Menurut dia, tiga kereta api ekonomi jarak jauh tersebut selalu penuh tiap akhir pekan dan masa liburan. Dia berharap dengan harga yang lebih murah, masyarakat semakin memilih naik modal transportasi kereta api untuk bepergian.
Sementara itu, Kepala Stasiun Solo Jebres Eksam Puji mengatakan, harga tiket yang dipatok Rp 50 ribu per penumpang akan meringankan pengguna transportasi kereta ekonomi. Dengan harga yang lebih murah, penumpang akan mendapatkan fasilitas yang sama.
"Fasilitasnya sama. Ada pendingin udara, toilet yang bersih, dan tidak ada penumpang yang berdiri," ujarnya. Bahkan, di tiap pertengahan tempat duduk tersedia stop kontak listrik.
Dia mengatakan, harga tiket Rp 90 ribu adalah tarif keekonomian. Karena pemerintah bersedia menyubsidi, maka harganya turun menjadi Rp 50 ribu. "Selama ini respons masyarakat bagus, meski harga tiket agak mahal. Sekarang harganya lebih murah," katanya.
UKKY PRIMARTANTYO
Topik Terhangat:
Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim
Baca juga:
Suap Hakim, KPK Periksa Pejabat Kota Bandung
Keterlibatan Petinggi Kernel Singapura Ditelusuri
Dada Diperiksa KPK sebagai Tersangka
Bandung Tawarkan Bantuan Hukum untuk Edi Siswadi