TEMPO.CO, Riyadh -- Kerajaan Arab Saudi dan negara-negara Islam siap menggelontorkan bantuan ke Mesir jika negara-negara Barat memotong bantuan keuangan ke Kairo karena tersulut kerusuhan mematikan terhadap pendukung presiden terguling Muhamad Mursi.
"Kepada siapa pun yang mengumumkan bahwa mereka akan memotong bantuannya ke Mesir atau mengancam akan melakukannya, ketahuilah bahwa Arab dan bangsa-bangsa muslim kaya raya dan tidak ragu-ragu memberikan bantuan kepada Mesir," ucap Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Saud al-Faisal dalam sebuah pernyataan yang disampaikan melalui kantor berita SPA, Senin, 19 Agustus 2013.
Pernyataan tersebut disampaikan al-Faisal seusai melawat dari Prancis guna melakukan pembicaraan dengan Presiden Francois Hollande yang mengutuk kekerasan di Mesir.
Pangeran al-Faisal mengkritik sikap negara-negara Barat atas tragedi keamanan di Mesir melawan gerakan Islam. Menurut dia, Mesir saat ini sedang berperang melawan terorisme.
"Seluruh negara yang bersikap negatif terhadap Mesir harus tahu bahwa api kehancuran tak terbatas pada Mesir, melainkan juga akan tercermin kepada siapa yang memberikan kontribusi atas berbagai masalah (di sana)," ia menegaskan.
Ratusan orang telah tewas di negara Afrika Utara itu sejak pasukan keamanan mulai menyapu bersih unjuk rasa Ikhwanul Muslimin pekan lalu, Rabu, 14 Agustus 2013.
Menanggapi insiden mematikan itu, Senator Amerika Serikat John McCain meminta Washington menunda bantuan tahunan sebesar US$ 1,3 miliar (Rp 136 triliun) terhadap militer Mesir setelah mereka melakukan kudeta terhadap Presiden Mursi pada 3 Juli 2013. Sejumlah Menteri Luar Negeri Uni Eropa menggelar pertemuan darurat pada Rabu, 21 Agustus 2013, guna meninjau kembali hubungannya dengan Kairo.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Berita terpopuler:
CIA Akui Berada di Balik Kudeta Iran
Militer Mesir Bersumpah Gunakan Kekuatan Penuh
Backpacker Diincar Sindikat Kriminal Australia
Ledakan di Sinai, 24 Polisi Mesir Tewas
Uni Eropa Batalkan Bantuan ke Mesir