TEMPO.CO, Samarinda - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menilai terjungkalnya nilai tukar rupiah belakangan ini tak lain karena pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh besarnya nilai importasi. "Ekonomi tumbuh, tapi ternyata impor juga tak terkendali," katanya, di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa malam, 20 Agustus 2013.
Ia menyayangkan pertumbuhan ekonomi pada level enam persen selama tiga tahun beruturut-turut ini salah satunya karena didorong impor bahan bakar minyak. Impor terbesar Indonesia saat ini adalah komoditas tersebut dan dilanjutkan suku cadang kendaraan bermotor.
Kondisi ini, menurut Dahlan, tak boleh terus berlanjut. “Indonesia harus mencari jalan keluar. BUMN harus bisa menjadi pelopor mengatasi masalah ini," tuturnya.
Dalam lima tahun ini, kata Dahlan, masalah ini harus sudah terselesaikan. Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa maju tanpa tergantung adanya pasokan dari luar negeri untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. "Ke depan Indonesia harus tumbuh di atas enam persen dangan impor yang terkendali," kata dia.
Di Samarinda, Dahlan Iskan menghadiri acara temu kangen mahasiswa dan alumni STAIN Samarinda. Ia hadir sebagai alumni sekolah tersebut angkatan tahun 1970. Sejumlah rekan seangkatannya menyebut Dahlan memang mahasiswa yang memiliki kemampuan lebih.
FIRMAN HIDAYAT