TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Indonesia bekerja sama dengan PT Prudential Life Assurance membuka kembali program peminatan aktuaria Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi. "Aktuaris masih banyak dibutuhkan total 1700-an," kata Dekan Fakultas Ekonomi UI, Jossy P. Moeis dalam Konferensi Pers di Kampus UI Salemba, Selasa, 20 Agustus 2013.
Jossy berharap para lulusan aktuaria MM FE UI kelak dapat berkontribusi dalam pertumbuhan industri jasa keuangan utamanya asuransi. Minimnya ahli aktuaria membuat para pelaku usaha di bidang asuransi meminta DPR menangguhkan pasal dalam Rancangan Undang-Undang Asuransi yang mengharuskan 1 perusahaan asuransi memiliki paling tidak 1 aktuaris. Sejauh ini, ada 134 perusahaan asuransi yang berbisnis di dalam negeri.
Kampus Kuning sempat menutup program ini pada 2003 lantaran kurang peminat. Jossy mengakui kurikulum sebelumnya tampaknya tak sesuai dengan kebutuhan pasar dan sosialisasi atas profesi itu masih kurang. "Kami membuat perubahan dalam kurikulum. Kerja sama ini juga menyediakan program beasiswa, pelatihan untuk staf pengajar ke luar negeri untuk mendapat exposure yang baik tentang bidang ini," kata Jossie. Tahun ini, dari 50 peminat untuk program ini, 20 diantaranya lolos sebagai mahasiswa. Mereka akan memulai perkuliahan pada September 2013.
Presiden Direktur Prudential Indonesia, William Kuan menjelaskan, sektor asuransi bertumbuh baik dalam 5 tahun terakhir seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, tak banyak tenaga ahli aktuaria yang siap bergabung dalam industri asuransi. Menurut Kuan, Indonesia paling tidak membutuhkan 600 ahli aktuaria untuk beberapa tahun mendatang, sekarang baru terdapat 150 aktuaris.
Kuan menjelaskan, aktuaris punya peran penting dalam perusahaan asuransi. Fungsi pertama aktuaris adalah memastikan produk asuransi memiliki harga valuasi yang baik. Kedua, memastikan kesehatan keuangan perusahaan asuransi. "Seperti Dokter," ucapnya.
Chief Executive Prudential Corporation Asia, Barry Stowe mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mengucurkan dana US$ 10 juta untuk peningkatan literasi keuangan. "Dana ini untuk 3-5 tahun mendatang," katanya.
Sejauh ini, dari 240 juta penduduk Indonesia, sebanyak 77 juta orang belum memiliki tabungan maupun perlindungan finansial. Hanya 44 juta yang memiliki akses ke perbankan, dan hanya 4,5 persen dari total penduduk Indonesia yang memiliki polis asuransi jiwa individual.
MARTHA THERTINA
Topik terhangat:
Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim | Rusuh Mesir
Berita lainnya:
Ini Nasib Tragis Lima Tokoh yang Kontroversial
Para Jawara di Tenabang
Toyota Luncurkan New Kijang Innova
CIA Akui Berada di Balik Kudeta Iran