TEMPO.CO, Surabaya-Ketua Organisasi Angkutan Darat Cabang Tanjung Perak, Kody Lamahayu, menyatakan semua angkutan truk yang beroperasi di Terminal Multipurpose Teluk Lamong akan menggunakan bahan bakar gas. "Truk-truk akan menggunakan bahan bakar gas, baik LNG atau CNG," kata Kodi seusai meneken nota kesepahaman dengan PT Pelindo III (Persero) di Surabaya, Rabu 21 Agustus 2013.
Rencana penggunaan BBG sejalan dengan penggunaan energi alternatif di Pelabuhan Teluk Lamong. Organda akan segera melakukan penyesuaian armada. Armada truk yang masih bermesin diesel, diminta menggunakan mesin dengan standar Euro 4 yang ramah lingkungan. Ia juga mendukung pengoperasioan Automated Container Transporter (ACT) sebagai angkutan khusus petikemas yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Perak, Teluk Lamong dan depo-depo peti kemas.
Baca Juga:
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelindo III (Persero), Husein Latief, mengatakan Teluk Lamong didesain sebagai terminal yang ramah lingkungan dengan mereduksi konsumsi BBM. Peralatan bongkar muat digerakkan lewat tenaga listrik.
Sumber tenaga listrik dipasok dari PLN dan PLTG yang akan dibangun di Teluk Lamong. Husein sudah menggandeng PT Rekayasa Industri untuk membangun PLTG berkapasitas 225 MW dan menelan investasi Rp 1 triliun. "Di awal operasi, kami butuh listrik sekitar 16 MW, tahun 2016 butuh 30 MW dan tahun 2020 butuh lagi 100 MW," ujarnya.
Ia berharap Teluk Lamong bisa beroperasi tepat waktu. Sebab, terminal yang ada saat ini dianggap sudah melampaui kapasitan. Teluk Lamong, katanya, adalah terminal alternatif dan lebih besar untuk menjamin kelancaran distribusi barang di pelabuhan. Nilai investasinya sebesar Rp 3,4 triliun.
DIANANTA P. SUMEDI
Berita Terpopuler:
Hizbut Tahrir: Miss World 2013 di Bali Harus Batal
5 Teknologi yang Mengancam Manusia
Lima Tokoh Ini Politikus Idola Anak Muda
Mau Dites Keperawanan, Siswi SMA Ketakutan
Ini Kronologi Aksi Gadis Pemotong 'Burung'