TEMPO.CO, Kairo - Pihak berwajib Mesir kebali menahan dua tokoh Al Ikhwan Al Muslimun. Demikian laporan kantor berita milik pemerintah MENA, Rabu, 21 Agustus 2013.
Kedua tokoh itu adalah Safwat Hegazi dan Mourad Ali. Menurut laporan MENA, Hegazy, seorang ulama garis keras, ditangkap pada Rabu dini hari waktu setempat, 21 Agustus 2013, di pos penjagaan dekat Siwa Oasis, tak jauh dari perbatasan Libya. Dia diyakini mencoba akan meninggalkan negara melalui perbatasan Libya.
"Hegazy diburu lantaran kuat dugaan terlibat dalam kekerasan," tulis MENA.
Sedangkan Ali, menurut petugas keamanan kepada Al Arabiya, adalah seorang juru bicara sayap politik Al Ikhwanul Al Muslimun, kini, dipenjara di lapangan terbang Kairo saat akan terbang ke Italia.
Sebelumnya, Selasa dini hari waktu setempat, 20 Agustus 2013, aparat keamanan Mesir menahan Mohamed Badie, pemimpin spiritual Al Ikhwan Al Muslimun, yang didakwa sebagai dalang munculnya kekerasan antara pasukan keamanan dengan pendukung Mursi, Presiden Mesir terguling pada 3 Juli 2013.
Selanjutnya, Badie ditahan selama 15 hari untuk dimintai keterangan lantaran diduga terlibat dalam pembunuhan pengunjuk rasa. Penahan ini untuk pertama kalinya terhadap tokoh spiritual Al Ikhwan Al Muslimun sejak 1981.
Ulama berusia 70 tahun itu ditahan di sebuah apartemen dekat dengan Lapangan Rabia al-Adawiya, tempat pendukung Presiden Muhamad Mursi yang digulingkan militer pada 3 Juli 2013.
AL JAZEERA | AL ARABIYA | CHOIRUL
Terpopuler:
Kata Menteri Nuh Soal Tes Keperawanan Siswi SMA
Hizbut Tahrir: Miss World 2013 di Bali Harus Batal
Lulung: Saya Belum Pernah Memeras Orang
5 Teknologi yang Mengancam Manusia
Sri Mulyani Tolak Ikut Konvensi Demokrat